MNEWS.co.id, Jakarta – Ada banyak cara menjalankan usaha atau bisnis UMKM yang bisa menjadi sumber penghasilan. Salah satunya, hobi yang ditekuni dengan ketelatenan dan kebahagiaan.
Latar Kayu Indonesia termasuk salah satu UMKM yang berawal dari hobi dan menjadi mata pencaharian. Owner Latar Kayu, M. Ridwan mengungkapkan, bisnis kerajinan kayu yang ditekuninya saat ini berasal dari hobi yang sangat disukainya sejak dulu.
“Aku tuh dari dulu emang suka bikin-bikin gitu anaknya. Dari masak, sampe bikin furnitur gitu dari lemari aku bongkar lagi, diambil kayunya dan jadi barang lagi,” ujarnya saat dihubungi MNews melalui pesan singkat, Rabu (22/2/2023).
Ketertarikan membuat kerajinan kayu sejak 2010 membuatnya terus semangat belajar dan bereksperimen. Dirinya mengakui, membuat barang kerajinan dari kayu merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri.
“Dulu sempat bikin rak dinding dengan hiasan ranting pohon yang di-furnish,” ujarnya.
Ridwan melanjutkan, CV Latar Kayu Indonesia atau Latar Kayu mulai berdiri sejak akhir 2016. Sebelumnya, ia sempat menjalankan usaha kuliner berupa kedai yang menyajikan roti, pisang bakar, dan mi instan dengan toping.
Keperluan kedai seperti gerobak, meja, dan kursi pun dibuat sendiri. Namun sayangnya, pada pertengahan 2016 tempat yang disewa untuk kedai sudah tidak boleh diperpanjang lagi, sehingga Ridwan memutuskan untuk beralih serius dengan hobinya membuat furnitur dari kayu.
“Dengan sisa uang yang ada aku cicil beli mesin dan beberapa batang kayu,” imbuhnya.
Pria berusia 34 tahun tersebut mengungkapkan, dirinya belajar membuat furnitur kayu secara otodidak dari Youtube, sampai akhirnya berteman dengan Chris Solomon seorang Youtuber woodworking asal Amerika Serikat yang selalu memotivasi.
“Alat bukan patokan untuk tidak berkarya, jangan pernah terpaku dengan alat. Dari situ aku terus belajar, sampai akhirnya ketemu orang yang siap nampung dan support bahan-bahan [kayu],” ujar Ridwan.
Pada pertengahan 2017, Latar Kayu pun mulai beroperasi dengan sistem open pre-order (PO). Orderan pertama datang dari Musholla dekat rumah yang minta dibuatkan mimbar untuk acara Maulid Nabi dalam waktu semalam saja.
Sempat bingung karena belum pernah membuat mimbar, Ridwan pun terus belajar dan berkreasi di tengah keterbatasannya. Dia menggunakan imajinasi dan kemampuan woodworking yang dimilikinya, hingga mimbar itu pun berhasil dibuat keesokan harinya.
Lebih lanjut Ridwan mengatakan, ia belajar banyak dari project awal lainnya yaitu membuat dingklik dan kursi kayu. Kemudian, project dari klien pun semakin berkembang, mulai dari permintaan membuat rak buku, tempat kacamata, hingga tempat tidur anak.
Biasanya, Ridwan menyesuaikan furnitur kayu berdasarkan permintaan klien. Misalnya, satu project kitchen set atas-bawah dengan rak kulkas dan top table cabinet menghabiskan modal senilai Rp16 juta rupiah.
Ridwan menggunakan bahan multiplex 18 mm dengan finishing cat duco. Keuntungan yang didapat bisa mencapai 81,2% yang digunakan untuk biaya tukang dan pengerjaan lainnya selama satu bulan.
Untuk karyawan, Ridwan mengatakan tidak memiliki karyawan tetap, melainkan tukang kayu daily worker sekitar 12 orang yang bisa dihubungi ketika sedang ada project.
Ke depan, Ridwan berencana membidik target pasar Latar Kayu Indonesia antaralain berupa interior dan furniture custom untuk corporate, event organizer dan event production, serta konsultan desain tiga dimensi.
“Target pribadi sih 3 tahun lagi kalau ada klien, bisa datang ke mall atau showroom,” tutupnya.
Portofolio produk furnitur hasil karya Latar Kayu Indonesia dapat dilihat di Instagram @latarkayu.id dan situs resmi www.latarkayu.id.