Tips Urban Farming Bagi Pemula
Tips Urban Farming Bagi Pemula. (Foto: ruparupa.com)

Jakarta, MNEWS.co.id – Saat ini, urban farming menjadi salah satu hobi yang diminati oleh masyarakat perkotaan. Tidak hanya menjadi cara untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, hobi ini juga telah menjadi salah satu gaya hidup masyarakat urban.

Konsep urban farming diklaim mampu menjawab kebutuhan bercocok tanam bagi warga urban di lahan perkotaan yang sempit dan sedikit lahan terbuka. Syarif Syaifulloh, Owner Haiqal’s Garden & Indonesian berbagi tips cara urban farming bagi warga perkotaan yang ingin mencoba untuk memulai kegiatan bercocok tanam.

“Pertama, tentu saja menyiapkan alat dan bahannya, seperti cangkul, garpu congkel, sekop kecil, dan sarung tangan. Tidak lupa kayu atau papan untuk penyangga sehingga lahan atau tanah tidak runtuh, serta batu bata. Saya selalu menggunakan alat-alat ini,” kata Syarif seperti yang dikutip dari Marketeers.

Kemudian, persiapkan lahan untuk menanam. Lahan yang berumput perlu dikosongan terlebih dahulu dengan menggunakan garpu. Rumput perlu dicabut hingga ke akar untuk menghindari rumput tumbuh kembali.

“Kadang ini menjadi kesalahan pemula, kalau kita menggunakan rumput yang kosong, kemudian kita asal cangkul tanpa membuang rumput tersebut. Rumput akan kembali tumbuh dengan subur,” kata Syarif.

Setelahnya adalah pembibitan. Syarif mengatakan, pembibitan harus dilakukan secara manual dan dapat dilakukan dengan mudah. Ambil tanah yang dijadikan lahan, yang pastinya terdapat unsur hara atau tanah yang subur. Tanah yang subur menjadi sangat krusial. Jika tanah dikira tidak subur bisa mencampurkan tanah dengan pupuk organik.

“Pembibitan bisa menggunakan poly bag yang berbentuk cup. Kemudian jangan lupa di bawahnya ditusuk tiga kali untuk pengaliran air. Satu poly bag bisa dimasukkan tiga sampai sepuluh bibit,” jelas Syarif.

Untuk lahan dapat memaksimalkan dengan sistem vertikal lurus. Jangan lupa untuk memperhatikan jarak dan sesuaikan dengan tanaman yang ingin ditanam. Misalnya, jarang tanaman kangkung sekitar satu jengkal dan kale sekitar 30 cm.

Syarif juga mengatakan, teknik tumpang sari dapat menjadi teknik yang cocok digunakan saat urban farming agar mendapatkan hasil tanaman yang maksimal. Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran berupa pelibatan dua jenit atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan.

“Dengan menggunakan tumpang sari, kita bisa memanfaatkan lahan semaksimalkan mungkin, baik vertikal maupun horizontal. Pemanfaatan lahan yang kosong bisa dilakukan dengan berbagai cara, asal kita niat untuk melakukannya,” tutup Syarif.