Jakarta, MNEWS.co.id – Momen Valentine atau Hari Kasih Sayang sangat identik dengan cokelat. Usaha cokelat Valentine merupakan salah satu ide bisnis brilian yang dapat meraup keuntungan besar di bulan Februari ini.
Dengan banyaknya orang yang ingin menghadiahi pasangannya dengan cokelat, rasanya pelaku usaha produk ini tidak akan kesulitan mencari konsumen. Tentu saja apabila mereka tahu cara yang tepat. Selain bisa meraup keuntungan besar, bisnis cokelat Valentine juga bisa membangkitkan kesadaran orang-orang untuk mengonsumsi cokelat lagi. Bahkan dengan strategi pemasaran yang tepat, pelaku usaha bisa membuat pelanggan terus membeli cokelat dari usaha mereka.
Nah, untuk membantu pelaku UMKM dalam memanfaatkan momen, berikut ini adalah cara memanfaatkan momentum Valentine untuk meningkatkan keuntungan usaha yang bisa diterapkan oleh pemilik produk cokelat seperti yang dilansir dari Moka.
- Tentukan Konsumen
Cokelat Valentine menjadi salah satu barang yang mainstream di momen Valentine. Lalu, bagaimana pelaku usaha bisa membuat produk yang berbeda dengan yang lainnya? Sebelum menjawab pertanyaan ini, sebaiknya pelaku usaha terlebih dahulu menentukan siapa target pasar mereka. Dengan menentukan target konsumen, pelaku usaha bisa menakar langkah apa yang selanjutnya perlu diambil. Jadi, tentukan dulu apakah akan menyasar anak sekolah, mahasiswa, atau pasangan muda yang telah menikah. - Cari Kesepadanan Antara Rasa dan Modal
Begitu pelaku usaha menetapkan siapa konsumennya, maka saatnya mencari atau menciptakan resep yang sesuai dengan selera mereka. Sebab, selera anak sekolahan dan orang-orang yang lebih dewasa jelas berbeda. Jika anak sekolah mungkin lebih menyukai cokelat dengan konsep pengemasan yang lucu dan menarik, seorang pekerja berusia 26 tahun ke atas tentu lebih suka dengan jenis cokelat yang pengemasannya simpel dan tidak terlalu tampak “norak.”Mereka lebih memilih yang tampak simpel karena biasanya semakin simpel pengemasannya, semakin mahal harga yang dipasang. Oleh karena itu, jangan ragu untuk membedah toko kue atau pasar-pasar untuk mencari bahan baku yang bisa memberikan cita rasa sesuai dengan modal dan target konsumen.
- Sesuaikan dengan Modal yang Dimiliki
Ini adalah salah satu poin krusial dalam cara bisnis cokelat Valentine. Sebab, tidak mungkin seorang pelaku usaha bisa mendapatkan keuntungan besar kalau masih saja lebih besar pasak daripada tiang. Bila pelaku usaha ingin memulai dari nol, pastikan kalau belanja modal di awal tidak terlalu besar. Sebab, hype Valentine tidak akan berlangsung lama. Sebaiknya manfaatkan peralatan yang ada saja terlebih dahulu. Namun, bila memang harus belanja, maka putar akal untuk menekan budget. Misalnya, dengan menggunakan ice box ketimbang freezer. - Jangan Ragu Untuk Meminta feedback
Saat sedang mencoba resep terbaik, coba tawarkan ke teman-teman, tetangga, atau saudara terlebih dahulu, khususnya bagi mereka yang dipercaya dan berkeinginan memberikan feedback berharga. Apabila memang masih ada kekurangan pada resep, jangan malu untuk mengakuinya. Pastikan bahwa produk yang akan diluncurkan sudah melewati uji pasar terlebih dahulu. Jangan sampai pelaku usaha menanggung rugi yang sangat besar nantinya. Adanya feedback ini tentu bisa menjadi parameter bagi pelaku usaha untuk mengevaluasi atau melanjutkan usahanya. - Buat Variasi Produk
Di momen Valentine pasti akan ada banyak penjual yang menjajakan cokelat kreasinya sendiri. Oleh karena itu, apa yang membedakan produk Anda dengan mereka? Pelaku usaha bisa mengkreasikan menu cokelat yang tidak orang-orang duga sebelumnya. Misalnya, dengan membuat bola-bola coklat dengan isian yang bisa membuat orang-orang terkejut, chocolate lava cake, atau mungkin juga cokelat buah. Apapun yang bisa membuat produk yang ditawarkan memiliki daya tarik dan keunikan sendiri dibandingkan dengan produk para kompetitor. - Tawarkan Ke Reseller
Optimalkan jangkauan pemasaran produk melalui Reseller. Kesempatan pelaku usaha untuk menjangkau lebih banyak calon konsumen akan sedikit lebih sulit jika dilakukan seorang diri. Dengan tiga sampai empat reseller, maka jaringan pemasaran akan menjadi tiga sampai empat kali lebih luas. Menarik bukan? Reseller ini bisa saja adalah pihak yang dekat dengan Anda seperti orangtua, saudara, atau teman sendiri. Bisa juga dengan menitipkan produk ke warung-warung yang ada di sekitar lokasi usaha.Pelaku usaha juga dapat memberikan product tester. Dengan adanya product tester ini, pelaku usaha tidak hanya mengenalkan produk cokelatnya kepada cakupan masyarakat yang lebih luas, tetapi pelaku usaha juga sedang melakukan branding untuk usahanya. Dengan langkah ini, pelalu usaha bisa mendapatkan pelanggan setia dari reseller tempat menawarkan produknya. Siapa yang tahu, pelaku usaha juga bisa menarik pelanggan dari reseller tersebut?
- Siapkan Kemasan yang Memikat
Pasti sudah pernah mendengar “Cokelat Anti Miskin” atau “Chocodot” alias “cokelat dodol” ‘kan? Nah, ini lah yang dimaksud dengan kemasan yang memikat. Pelaku usaha bisa menggunakan pendekatan yang unik seperti produk-produk sukses tersebut, atau bisa juga dengan mengemas produk cokelatnya a la artisan bila memang target konsumennya adalah kelas menengah ke atas. Kemasan ini juga bisa membuat brand mereka semakin dikenal. Apalagi kalau mengutamakan kemasan yang ramah lingkungan. Gunakan poin ini sebagai jargon agar produk yang ditawarkan bisa stand out dibandingkan produk lainnya.
Itulah beberapa cara bisnis cokelat Valentine yang bisa coba diterapkan oleh pelaku usaha. Cara di atas sebenarnya tidaklah terlampau sulit, asalkan pelaku usaha memiliki kemauan dan tekad yang kuat. Justru, hal yang tersulit untuk dilakukan adalah mengumpulkan motivasi untuk memulai bisnis. Jadi, kalau sudah mengetahui cara di atas tapi masih juga tidak berani untuk memulai, tanyakan ke diri sendiri, apakah sudah siap untuk menjadi entrepreneur?
Mari berbagi manisnya cinta dan selamat mencoba!