Ilustrasi ketupat. Foto: MNEWS.
Ilustrasi ketupat. Foto: MNEWS.

Jakarta, MNEWS.co.id – Ketupat, makanan yang berasal dari beras dibungkus janur ini tak pernah ketinggalan menghiasi setiap meja makan saat hari raya Lebaran.

Tidak hanya sebagai sumber karbohidrat, ketupat juga telah melalui serangkaian sejarah panjang hingga akhirnya bisa dinikmati sebagai makanan yang tak pernah absen dari pandangan, bahkan ketika di luar hari raya sekalipun, seperti menu kupat sayur dan ketoprak yang menggunakan ketupat.

Menurut sejarawan Fadly Rahman dalam bukunya berjudul “Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia”, hadirnya ketupat adalah berkat Sunan Kalijaga yang mulai melakukan syiar Islam sekitar abad ke-15 dan 16 Masehi. Sunan Kalijaga merupakan tokoh penting pada masa itu yang menjadikan ketupat sebagai simbol filosofi budaya Jawa sekaligus pengantar nilai-nilai keislaman.

Ketupat, menurut Fadly, menyimbolkan dua hal, yakni mengakui kesalahan dari kata “ngaku lepat” dan empat laku yang terlihat dari empat sisi ketupat “laku papat”. Tiap sisi ketupat memiliki makna tersendiri.

Proses membuat ketupat. Foto: MNEWS.

Sisi pertama ketupat diartikan sebagai Lebar-an yang berarti membuka pintu maaf untuk orang lain. Sisi kedua, adalah Luber-an yang artinya berlimpah dan bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Sisi ketiga dari ketupat, Lebur-an, berarti melebur dosa yang telah dilakukan selama satu tahun. Sedangkan sisi keempat, Labur-an (kata lain kapur) yang artinya menyucikan atau memutihkan diri hingga seperti bayi yang terlahir kembali.

Saat Lebaran, ketupat biasa dinikmati dengan berbagai hidangan berkuah dan berbumbu, seperti rendang, opor ayam, sayur lodeh atau sayur krecek, sambal goreng kentang, dan masih banyak lagi. Sebagian masyarakat Muslim di Indonesia memilih untuk memasak ketupatnya sendiri, sedangkan yang lain lebih memilih untuk membeli ketupat yang sudah matang.

Jika ingin membuat ketupat sendiri, caranya pun cukup mudah. Isi daun janur yang sudah dibentuk ketupat dengan beras yang sudah dicuci dan dijemur hingga 3/4 ketupat, rebus di dandang atau panci hingga terendam selama kurang lebih setengah jam, tiriskan dan angin-anginkan di luar rumah, lalu sajikan.

Sumber: Tribunnews