MNEWS.co.id – Memenuhi nutrisi anak berkebutuhan khusus dengan pola makan yang sehat bisa jadi penuh dengan tantangan, terlebih banyaknya makanan yang mengandung vetsin dan pengawet di pasaran.
Hal inilah yang menjadi motivasi Difansa Rachmani, Founder Diet Special Needs, yakni UMKM yang khusus bergerak di bidang kuliner sehat untuk anak berkebutuhan khusus.
Pengalamannya sebagai ibu dari dua anak dengan diagnosis Autism Spectrum Disorder (ASD) menjadi bahan bakar semangat untuk membuat camilan sehat.
“Kami menemukan bahwa terapi medis saja tidak cukup, ternyata yang terpenting justru diet ketat terhadap pola makan mereka,” ujar wanita yang akrab disapa Difa kepada MNews.co.id, Kamis (23/2/2023).
Menurutnya, jenis makanan tertentu yang menjadi pantangan bagi anak berkebutuhan khusus sangat mempengaruhi perjalanan terapi. Apalagi, makanan diet untuk anak berkebutuhan khusus pun terbilang sulit.
“Maka, kami bikin deh ragam camilan spesial buat yang diet gluten, produk susu beserta turunannya, atau alergen buat penderita diabetes, autoimun, kanker, hipertensi, asam lambung hingga individu berkebutuhan khusus seperti autis,” lanjut Difa.
Melalui kegiatan sharing di komunitas orang tua dengan anak berkebutuhan khusus, Difa memperoleh informasi dari dokter gizi dan tumbuh kembang anak.
Tidak hanya bahan makanan, alat masak juga harus diperhatikan dengan seksama karena dapat menimbulkan residu yang berpengaruh buruk bagi kesehatan tubuh.
“Kami fokus di bahan-bahan apa saja yg termasuk alergen, lalu kami cari penggantinya. Misal gluten ada di terigu, maka kami ganti penggunaan terigu dengan tepung sagu, tepung beras, tepung singkong, dan lainnya,” imbuh Difa.
Contoh lain misalnya, anak berkebutuhan khusus umumnya harus mengurangi bahkan menghindari konsumsi gula pasir sehingga diganti dengan stevia, gula aren, dan gula sorgum.
“Alat masak juga kami perhatikan karena residu dari alat masak aluminium dan teflon ternyata memiliki pengaruh buruk untuk tubuh, oleh karenanya kami produksi menggunakan alat masak stainless dan kaca yang lebih aman untuk kesehatan,” ujar ibu dari 5 anak tersebut.
Diet Special Needs yang dikelola Difa bersama tim produksinya menjual makanan dan camilan special needs, seperti produk gluten free, casein free, sugar free, egg free, nuts free, soy free yang diolah tanpa bahan pengawet dan pewarna kimia.
Tepung yang digunakan pun hanya tepung bebas gluten, seperti tepung beras, tepung sagu, tepung tapioka, tepung maizena, tepung ubi, tepung kelapa, hingga tepung pati garut.
Diet Special Needs juga tidak menggunakan garam laut biasa, melainkan garam himalaya, dan memakai minyak kelapa serta minyak bekatul.
Produk yang ditawarkan Diet Special Needs cukup beragam, mulai dari biskuit, keripik singkong, aneka kue kering, kaldu ayam, sambel pecel, kecap manis bebas kedelai dan bawang putih, abon ayam, mi sagu aren, pizza, brownies, hingga nugget ayam probiotik.
Pengalaman paling berkesan didapat ketika Diet Special Needs bisa memenuhi harapan customer yang memiliki banyak pantangan dan rindu dengan kue kering. Uji coba resep yang dilakukan Tim Diet Special Needs bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk membuat biskuit atau camilan yang aman, sehat, dengan rasa yang tetap enak, salah satunya diberi nama Mipa cookies.
Bahan baku diperoleh dari pasar tradisonal dan online market, dengan kapasitas industri rumahan yang bisa menghasilkan 50-70 bungkus cookies atau camilan per harinya.
Tidak hanya melayani pembeli seluruh Indonesia melalui marketplace, Difa juga melayani customer dari beberapa negara seperti Singapura, Filipina, dan Malaysia. Tidak tanggung-tanggung, omzet Diet Special Needs pun mencapai Rp70 juta per bulan.
Ke depan, Difa berencana menargetkan distributor dan reseller di seluruh Indonesia untuk menjual produk Diet Special Needs. Sejauh ini, strategi pemasaran dilakukan melalui media sosial di Instagram @ummubebek dengan konten edukasi, soft selling, dan promo diskon atau cashback di marketplace.
“Harapan kami lebih banyak masyarakat yang mengenal dan mengetahui Diet Special Needs, sehingga mereka yang mempunyai banyak pantangan masih dapat mengonsumsi makanan dan minuman yang aman, sehat, dan sesuai dengan pantangannya dan rasa yang tidak kalah dengan produk umum lainnya,” tutup Difa.