Jika Anda adalah si perfeksionis yang berusaha merencanakan segalanya dengan matang, tentu pernyataan Will Smith berikut ini akan membuat Anda mengerenyitkan dahi.
“Tidak perlu membuat plan B, karena itu hanya mengalihkanmu dari plan A.”- Will Smith.
Hmm, apa iya sih kita tidak perlu plan B agar bisa sukses? Nyatanya, Jihae Shin, seorang asisten profesor di Universitas Wisconsin-Madison dan Katherine L.Milkman dari Universitas Pennsylvania mencoba menjawab hal tersebut melalui percobaan penelitian. Ternyata, ucapan Will Smith sangatlah akurat! Hasil studi mereka menunjukkan bahwa memiliki rencana cadangan dalam banyak hal justru mengurangi performa Anda dalam meraih tujuan dan ujung-ujungnya malah menghambat sukses Anda, tak terkecuali dalam hal karir.
Shin dan Milkman membuat percobaan untuk membuktikan bahwa rencana cadangan justru berimbas buruk dalam upaya Anda meraih sukses. Mereka mengadakan beberapa percobaan laboratorium. Di salah satu kesempatan, partisipan diberi suatu tugas acak dan diberitahu kalau mereka mendapatkan nilai tinggi maka akan ada kudapan gratis atau berhak pulang lebih awal. Lalu sekelompok partisipan lainnya diberi tahu untuk mencari cara alternatif mendapatkan makanan gratis dari kampus atau membuat jadwal makan sendiri nantinya kalau-kalau mereka tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik atau pulang lebih cepat. Hasilnya tentu bisa Anda tebak. Para partisipan yang diberikan pilihan untuk bisa mendapatkan makanan sendiri ternyata tidak menampilkan performa sebaik partisipan yang tidak memiliki opsi lain. Melalui berbagai macam penelitian serupa, akhirnya ditarik kesimpulan bahwa memiliki Plan B justru membuat orang tidak maksimal mengupayakan hasil. Akhirnya, mereka akan semakin jauh dari tujuan akhir dan menghambat sukses. Duh!
Sebuah artikel yang dirilis oleh Science Daily lebih lanjut mencoba mencari kebenaran gagasan ini. Artikel tersebut mengupas temuan para ilmuan dari Universitas Zurich yang sedang mengembangkan model teoritis baru untuk mengukur kegunaan dari rencana cadangan. “Model kami berlandaskan pada gagasan bahwa rencana cadangan akan mengubah cara Anda mencapai tujuan. Meskipun Anda tidak memakai rencana tersebut, atau tidak pernah sama sekali memakainya.” ujar Dr.Christoper Napolitani yang merupakan peneliti dan penulis utama esai tersebut. Sederhananya, penelitian menunjukkan bahwa “efek rencana cadangan” justru kontra intuitif dan melunturkan hasrat mencapai tujuan. Hasrat yang berkurang meliputi kurangnya motivasi yang berdampak pada turunnya performa dan menghambat sukses.
Meskipun demikian, hasil studi tersebut tidak lantas menyuruh Anda untuk membuang jauh-jauh semua rencana cadangan. Hanya memiliki Plan A akan berhasil apabila tujuan utama Anda berada sepenuhnya di bawah kontrol Anda. Misalnya, memenangkan lotre tentu bukan sepenuhnya ada dalam kuasa Anda. Perlu hal-hal di luar kontrol seperti keberuntungan yang dapat membuat Anda menang lotre sehingga Anda tergerak untuk memiliki rencana cadangan seperti membeli dua atau lima kupon lotre sekaligus. Namun, hal ini berbeda dengan tujuan yang sepenuhnya ada dalam kontrol Anda, misalnya keputusan untuk lulus kuliah tepat waktu atau datang lebih awal ke kantor.
Bisa jadi memiliki rencana cadangan malah menyabotase tekad Anda agar lulus secepatnya. Begitu pun kalau tujuan Anda berkaitan dengan memilih karir yang tepat. Terlalu banyak memiliki rencana cadangan justru membuat Anda susah fokus dan kontra produktif meraih karir idaman. Tapi bukan berarti dalam hidup Anda tidak boleh memiliki rencana cadanga yan. Agar menghindari dampak negatif, cobalah agar lebih strategis saat sedang merancang rencana cadangan. “Anda sebaiknya menunggu hingga benar-benar telah mengupayakan segalanya demi mendapatkan tujuan utama,” ujar Shin.
Jangan sampai Anda menginvestasikan terlalu banyak waktu dan energi untuk membuat rencana cadangan ya. Alih-alih mengupayakan kesuksesan Plan A, bisa jadi Anda malah cepat-cepat beralih ke Plan B yang Anda rasa lebih menarik.