Menu Dapur Solo Nyonya Swan. (Foto: Dapur Solo Nyonya Swan)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kondisi masa pandemi memang menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang. Terlebih dalam mendapatkan penghasilan lebih, tidak sedikit pelaku usaha yang mengambil inisiatif untuk memulai bisnisnya dari rumah. Dan tak sedikit pula yang menawarkan berbagai menu khas Indonesia yang tergolong lebih mudah dipasarkan ke konsumen.

Adalah Swandani Dewata Dewi atau yang juga akrab disapa Oma Swan yang membangun usaha Dapur Solo Ny. Swan di tahun 1988 berawal dari garasi rumah dengan modal Rp100.000,-. Hidangan makanan yang dihadirkan adalah kuliner khas Solo dan Jawa Tengah yang akrab di lidah pelanggan.

Usaha yang pertama kali Ia jajakan adalah berjualan rujak ulek. Hal ini karena Oma Swan menyukai rujak serta tidak membutuhkan modal yang banyak untuk memulai usaha jenis kuliner tersebut. Dengan berbekal cobek yang Ia miliki dan bisa dimanfaatkan untuk berjualan rujak, Oma Swan memutuskan untuk memulai usaha kulinernya.

“Jadi dulu kan belum ada media sosial seperti sekarang, biar orang tahu jualan saya pun menyebar brosur tiap sore di perumahan tempat saya tinggal. Dari situ orang mulai telepon untuk pesan rujak hasil bikinan saya sendiri. Begitu ada yang pesan, saya mengulek sendiri dan saya antar sendiri ke konsumen,” ujarnya saat menjadi narasumber di kegiatan Webinar Series 2 Kimia Farma x Sahabat UMKM bertajuk ‘Memaksimalkan Penjualan Produk F&B di Masa Pandemi’ yang diadakan secara daring pada Sabtu (13/11/21).

Dalam merintis usaha kuliner, selain harus adanya perhitungan strategi yang matang, perlu didukung juga dengan mental kuat untuk bekerja dan berkembang. Hal inilah yang membuat Dapur Solo dapat bertahan selama 33 tahun. Kesungguhan untuk tekun bergerak di bidang kuliner menjadi kunci penting baginya, agar restoran yang digeluti tidak hanya mengikuti tren.

Omah Swan menambahkan, memiliki pemahaman di bidang kuliner juga menjadi salah satu hal penting. Nantinya tumbuh kesadaran pelaku bisnis kuliner yang memang paham dalam bidang memasak. Menurutnya, jika memang tidak pandai dalam mengolah masakan, setidaknya pelaku usaha tetap harus memperhatikan bahan baku serta terlibat langsung di dapur hingga mengelola karyawan.

Swandani Dewata pemilik usaha Dapur Solo Ny. Swan. (Foto: MNEWS)

Dengan semangat dan kerja keras yang telah Oma Swan lakukan, Dapur Solo kini menjadi rumah makan terkenal. Kurang lebih telah ada 42 cabang restoran di Jakarta dan sekitarnya. Kini Dapur Solo sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat dan identik dengan menu kuliner khas Solo dan Jawa Tengah.

Oma Swan membagikan beberapa kiat sukses yang Ia lakukan dalam membangun dan mengembangkan Dapur Solo. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan bagi pelaku usaha khususnya di bidang kuliner.

Bersikap optimis dan ulet
Menurut Oma Swan, keberhasilan pelaku usaha bergantung pada keuletannya dalam memecahkan masalah serta menghadapi tantangan kala terjun ke dalam dunia bisnis. Menurutnya, ketika seseorang ulet dalam bekerja, maka kesuksesan akan datang menghampiri. Maka dari itu seorang pelaku usaha wajib memiliki sikap optimis, ulet, dan semangat tinggi.

Jadikan pekerjaan sebagai hobi
Oma Swan memiliki satu prinsip untuk mengatasi tantangan dalam berbisnis. Prinsip itu adalah menganggap pekerjaan sebagai hobi, dengan demikian tidak akan terasa ada tekanan ketika kita melakukannya.

Pandai melakukan promosi
Bagi Oma Swan, pengusaha yang berhasil adalah seseorang yang pandai mencari ide untuk melakukan promosi. Apalagi ketika omzet menurun, pelaku usaha harus pintar melakukan promosi dengan memanfaatkan banyaknya media sosial yang bisa digunakan. Di era digitalisasi seperti saat ini, pelaku usaha harus kreatif memanfaatkan internet dalam mengembangkan bisnisnya.

Saat ini, banyak orang yang tertarik untuk menjalankan bisnis makanan. Menurut Oma Swan, sebenarnya menjalankan bisnis kuliner bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi jika memulainya hanya karena semata-mata mengikuti tren. Sehingga sangat penting bagi pelaku usaha kuliner untuk tetap konsisten dan pandai mengelola usahanya agar bertahan secara jangka panjang serta menjadi legacy di masa mendatang.