Salah satu produk Benihbunbun, jenama UMKM asal Kampung Areng, Lembang, Jawa Barat. (Foto: Benihbunbun)

MNEWS.co.id – Dalam era di mana kesadaran akan perlindungan lingkungan semakin tumbuh, mengolah sampah menjadi sebuah produk bernilai tambah adalah bukti konkret betapa kreativitas dan inovasi dapat menjadi modal dalam memulai sebuah usaha.

Berawal dari kegelisahan Azifah An’amillah akan tumpukan sisa kertas skripsi yang saat itu menumpuk. Baginya, limbah kertas karya ilmiah miliknya memiliki sebuah cerita dan berpotensi menjadi lebih bernilai.

Akhirnya, Azifah memutuskan untuk membuat limbah berkelanjutan dari campuran sisa kertas skripsi miliknya dan terciptalah usaha miliknya Benihbunbun.

Melalui kreativitas dan inovasi, Benihbunbun menciptakan produk ‘Kertas Benih’ yang merupakan olahan limbah menjadi produk kertas yang bisa dipakai kembali untuk ditulis, di-print, bahkan ditanam.

“Saat proses pengembangan produk ‘Kertas Benih’kertas skripsi saya rendam hingga hancur seperti tekstur bubur. Kemudian dimasukan ke dalam cetakan lalu digabungkan dengan biji-bijian tumbuhan hias, biji buah hingga sayur-sayuran sehingga kertas daur ulang yang tidak digunakan dapat ditanam kembali dan beralih fungsi menjadi media tanam,” ujar Azifah.

Sejak eksperimen tersebut, Azifah mulai berani untuk berbisnis dan mulai berjualan ‘Kertas Benih’ sebagai souvenir, yang ternyata banyak diminati masyarakat.

Agar bisnis berkelanjutan ini konsisten dalam mengurangi limbah, Azifah menerima donasi limbah kertas dari sekolah hingga beberapa perusahaan di sekitar Jawa Barat.

“Benihbunbun bukan hanya mengenalkan produk daur ulang ke masyarakat luas, tetapi juga sebagai edukasi botani kepada masyarakat dan upaya sosial untuk memberdayakan masyarakat khususnya ibu-ibu di sekitar Kampung Areng. Hingga saat ini sudah ada sekitar puluhan ibu-ibu yang ikut membantu produksi Benihbunbun,” tambah Azifah.

Dengan memanfaatkan berbagai momen besar di Indonesia seperti Idulfitri lalu, Benihbunbun berinovasi membuat amplop THR dan kertas ucapan dari kertas benih.

Selain itu, ada juga produk pensil benih yang kemudian ditanam menjadi berbagai jenis tanaman serta magic egg dari kertas daur ulang yang berisi media tanam dan benih sehingga dapat mendukung aktivitas motorik anak-anak.

Azifah memanfaatkan marketplace untuk menjangkau pasar lebih luas agar mampu memperkenalkan masyarakat terhadap produk kertas daur ulang yang dapat ditanam kembali sehingga tidak berakhir menjadi sampah.

Ia pun mengajak pelaku usaha lainnya untuk dapat mulai menerapkan prinsip ramah lingkungan sebagai upaya menciptakan ekosistem bisnis berkelanjutan.