Ilustrasi UMKM. (Foto: Warta Pontianak)

Jakarta, MNEWS.co.id – United Nations Development Program (UNDP) bersama LPEM FEB Universitas Indonesia telah merilis survei tahunan mengenai dampak Covid 19 kepada UMKM di Indonesia. Dari hasil tersebut ditemukan bahwa UMKM mempunyai masalah serius terkait dinamika penawaran dan permintaan saat pandemi.

Ekonom UNDP, Rima Prama Artha menjelaskan untuk Indonesia dari sisi penawaran, hasil survei melihat ada sekitar 47 persen dari total UMKM yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku untuk produksi.

“Kemudian sekitar 75 persen dari umkm juga merasakan kesulitan karena adanya kenaikan dari harga-harga bahan baku sehingga membuat para pelaku usaha ini kesusahan untuk terus melakukan produksi,” ungkapnya dikutip dari Detik.com.

Selanjutnya dari sisi permintaan, sekitar 90 persen dari UMKM mengatakan bahwa demand dari produk mereka sangat menurun drastis akibat pandemi. Ini sekaligus membuat UMKM makin kesulitan dalam menentukan harga karena adanya fluktuasi dari harga bahan baku itu sendiri di saat adanya penurunan permintaan.

“Sebab pada saat awal pandemi kemudian ditambah dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat nampaknya membuat para UMKM ini menjadi kesulitan dalam mendistribusikan dagangannya, nah dalam mengatasi beberapa masalah tersebut mereka melakukan adaptasi dari offline menuju online,” tambahnya.

Rima menambahkan bahwasanya ada masalah keuangan juga yang melilit mereka. Setidaknya ada tiga faktor dampak keuangan yang dirasakan oleh para UMKM di tengah kondisi ketidak pastian akibat Covid 19, yang pertama sekitar 22 persen UMKM menjawab merasa kesulitan dalam membayar utang. Lalu yang kedua sekitar 21 persen UMKM juga menyatakan adanya kesulitan dalam membayar sewa tempat.

“Dan yang terakhir, sekitar 21 persen UMKM menyatakan kesulitan dalam membayar para pegawainya,” ujar Rima.

Kemudian jika melihat dari sisi jenis kelamin pemilik usaha, ternyata ada perbedaan yang signifikan terhadap dinamika menentukan perioritas keuangan. Dimana jenis usaha yang pemiliknya adalah perempuan, mayoritas menyatakan pembayaran hutang merupakan prioritas utamanya.

Ia menambahkan untuk usaha yang pemiliknya adalah laki-laki mayoritas menjawab untuk membayar biaya sewa tempat terlebih dahulu. Tak hanya itu saja, mayoritas UMKM ini juga merasakan dampak yang negatif dari sisi omzet penjualan kemudian laba, aset dan juga jumlah karyawan.