Ilustrasi. (Foto: Freepik)

MNEWS.co.id – Di era digital seperti sekarang ini, keberadaan online telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), memanfaatkan ruang digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.

Mengapa demikian? Karena ruang digital menawarkan peluang yang tak terbatas bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produk dan membangun citra merek (branding).

Survei terbaru dari We Are Social dan Kepios 2022 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, bahkan kini mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan oleh 73,7 persen penduduk Indonesia.

Sejumlah 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam satu hari menggunakan internet.

Banyaknya pengguna internet di Indonesia menjadi peluang bagi individu atau bahkan pengusaha untuk membangun branding memasarkan diri (personal), produk, atau jasa.

Pelaku UMKM Vintage Jogja, Tri Purwanto, memiliki cara tersendiri untuk membangun personal branding dari Vintage Jogja yang menjual kaos vintage atau kaos lawas bermotif band musik, film, dan parodi yang langka.

Tri bercerita, kaos vintage langka ini awalnya hanya dikenal oleh segelintir orang yaitu kolektor dan komunitas. Namun, seiring waktu kaos vintage berhasil digemari banyak orang.

Ada tiga cara yang dilakukan Tri untuk membantu pemasaran kaos vintage di ruang digital, yaitu melalui product awareness (mawas produk), positioning (memposisikan merek), dan brand image (citra produk).

“Penjelasan para seller mengenai kaos vintage ini banyak menarik perhatian para penonton untuk lebih mengulik tentang kaos vintage. Dari yang awalnya belum paham apa itu kaosnya, mereka mencari tahu dan menikmati ternyata cocok dengan selera mereka masing-masing dan akhirnya mereka mencari dan memburu kaos tersebut di berbagai media sosial,” kata Tri.

Adapun media sosial yang digunakan untuk strategi pemasaran kaos vintage ini 70 persen di Instagram, 20 persen dari Tiktok, dan 10 persen di aplikasi lain seperti Facebook dan Carousell.

Selain memasarkan atau menjual kaos vintage, Tri punya cara sendiri untuk meyakinkan calon pembelinya untuk memutuskan membeli dan melakukan transaksi ulang di kemudian hari.

Cara tersebut adalah dengan memberi edukasi terkait originalitas produk dan memberi garansi 100 persen jika kaos yang dibeli tidak asli.

“Pihak Seller wajib refund atau pengembalian barang jika ada hal yang tidak diinginkan, maka dari itu tingkat kekhawatiran mendapatkan product palsu sangat minim,” jelas Tri.

Tidak dapat dipungkiri bahwa memanfaatkan ruang digital merupakan langkah yang penting bagi UMKM dalam memasarkan produk dan membangun citra merek.

Dengan strategi pemasaran yang tepat dan kreativitas dalam memanfaatkan berbagai platform online, UMKM dapat meningkatkan visibilitas mereka, menjangkau pasar yang lebih luas, dan meraih kesuksesan yang lebih besar dalam bisnis mereka.