Jakarta, MNEWS.co.id – Tidak mudah bagi usaha kecil dan menengah (UKM) untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan, ketika baru beralih dari berjualan offline dan online di masa pandemi. Layanan cash on delivery atau COD, ternyata bisa membantu UKM meraih kepercayaan dari pembeli mereka.
William, pemilik Terminal Grosir yang menjual produk-produk fashion mengungkapkan bahwa dirinya merasa sangat terbantu dengan pembayaran COD. “Biasanya calon pembeli baru sering kali ragu-ragu bertransaksi karena belum kenal sama Terminal Grosir. Fitur COD bisa menjembatani keraguan pembeli dan membantu kami berjualan.” cerita William.
Kemas Antonius, Head of Business Development TokoTalk, menjelaskan bahwa secara keseluruhan terjadi peningkatan jumlah transaksi layanan COD sebesar 69 persen pada periode Juni – Juli 2020.
“Dari data yang kami analisis, layanan COD sangat populer di daerah-daerah yang memiliki kasus Covid-19 tertinggi dan mengalami masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) paling panjang, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur,” kata Kemas.
Jawa Barat merupakan daerah dengan transaksi COD tertinggi, yaitu sebesar 37,09 persen. Disusul oleh DKI Jakarta 31,24 persen dan Jawa Timur 11,05 persen. Sedangkan kota dengan transaksi COD terbesar jatuh pada Bekasi, yaitu sebesar 7,05 persen.
Laporan bertajuk Statistik E-Commerce 2019 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa metode pembayaran yang paling banyak disediakan di platform online adalah COD, yaitu sebanyak 83,73 persen. Hal ini membuktikan bahwa COD merupakan layanan yang sangat diminati dan memiliki nilai jual tersendiri bagi platform e-commerce.
Startup website builder TokoTalk bisa menghadirkan layanan cash on delivery karena adanya kerja sama pengelolaan order dan pengiriman barang dengan jasa ekspedisi SiCepat dan SAP Express. “Partner UKM TokoTalk bisa memesan kurir untuk layanan COD dari dashboard TokoTalk, dan dana penjualan dapat cair H+1 sangat membantu mereka untuk mempercepat perputaran bisnis mereka terutama di masa pandemi,” ungkap Kemas.