Jakarta, MNEWS.co.id – Sejak Maret 2020 silam, online learning atau disebut juga Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) telah diterapkan hampir di seluruh kota di Indonesia sebagai pengganti aktivitas belajar mengajar secara tatap muka di sekolah.
Menurut data dari U-Report menjelaskan bahwa sebesar 78% responden mengaku memiliki kesulitan atau tantangan dalam melakukan pembelajaran jarak jauh dan sebanyak 35% khawatir bahwa akan mempengaruhi pemahaman studi mereka di masa depan.
Kegiatan belajar jarak jauh yang berkepanjangan ini dapat mengakibatkan munculnya masalah kesehatan mental anak dalam belajar, yang berpotensi dapat mengurangi perkembangan kemampuan berpikir kreatif.
Menurut Psikolog Marcelina Melisa, M.Psi, di masa pandemi ini, penting sekali bagi anak agar tidak terbuai dengan kemudahan digital yang ditawarkan dan tetap membudidayakan kegiatan menulis di buku tulis yang punya banyak manfaat untuk tumbuh kembang kompetensi anak.
“Menulis merupakan salah satu medium yang sangat efektif untuk membantu mengekspresikan pelajaran yang telah dipaparkan, melatih kreatifitas anak, meningkat kemampuan motorik halus dan tentunya juga mempermudah tuntutan sekolah selama PJJ untuk lebih memahami pelajaran dengan baik,” ujar Marcelina dalam siaran pers yang diterima oleh MNEWS.
Menulis dengan tangan di atas buku tulis menciptakan lebih banyak aktivitas di bagian sensorimotor. Banyak indera diaktifkan dengan menekan pensil atau pulpen di atas kertas, melihat huruf yang ditulis, dan mendengar suara yang dibuat saat menulis. Pengalaman indera ini menciptakan kontak antara berbagai bagian otak dan membuka otak untuk belajar sehingga dapat mengingat lebih baik.
Melihat lingkungan belajar saat ini yang tidak dapat difasilitasi dan dioptimalkan dengan maksimal, orang tua mengemban tugas menjadi pendidik dan pendukung utama sosok guru.
Oleh dari itu, dibutuhkan peran orang tua untuk mengembalikan niat menulis anak saat di rumah dan membuat mereka merasa tidak tertekan dengan pembelajaran yang diberikan.
Untuk mencegah dan mengatasi tekanan ketika melakukan PJJ, menurut Marcelina hal pertama yang bisa kita lakukan yaitu mengajak anak beristirahat sejenak dari layar digital ketika kegiatan belajar dilakukan, hal itu dapat memberikan ketenangan pikiran karena penggunaan layar yang berlebihan tidak baik bagi fisik, mental, atau emosional.
Keadaan fisik yang baik dapat membantu melancarkan peredaran darah, menjaga suasana hati anak agar tetap nyaman selama proses belajar, dan membantu meningkatkan fokus. Pola tidur juga hal yang perlu diperhatikan, karena banyak anak mengalami perubahan pola tidur sehingga waktu tidur mereka lebih larut dan menjadi kurang berenergi di keesokan paginya.
Kedua, mengakomodir peralatan tulis anak untuk kegiatan mereka belajar menjadi sebuah upaya yang patut dicoba, karena tulisan tangan adalah elemen ekspresi diri yang meluncurkan proses kreatif.
Ketiga, mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui tulisan mengarah pada upaya menjaga kesehatan yang positif.
Selanjutnya, keterampilan motorik halus sangat diperlukan bagi anak usia dini untuk kesiapan sekolah karena kemampuan mencengkram dan menggenggam digunakan ketika mereka menggunakan alat tulis.
Keterampilan menulis membutuhkan penyusunan sejumlah sumber daya neuro-motorik, kognitif, dan linguistik untuk menyampaikan kembali kosakata yang mereka miliki dan menaruhnya di buku tulis.
Bagaimanapun pembelajaran secara digital yang diberikan tidak dapat menggantikan aktivitas menulis, menggambar, dan guratan hasil tangan lainnya, yang dapat memberikan banyak manfaat untuk anak di masa depan.
Marcelina menjelaskan, selain keterampilan motorik, tulisan tangan mengaktifkan atensi dan memori. Ketika menulis per huruf dan memperkirakan jarak ke ujung baris pada buku tulis, konsentrasi akan meningkat secara signifikan.
“Pada saat yang sama, pemikiran spasial diaktifkan karena memikirkan gerakan kita beberapa langkah ke depan sehingga anak yang menulis tangan mempunyai pemahaman yang lebih mendalam,” tambahnya.
Menyadari kondisi ini, SiDU; merek buku tulis produksi Sinarmas, kembali menggalakkan sebuah gerakan untuk beraktivitas bersama anak dengan menulis di buku tulis.
Gerakan ini menjadi inisiatif SiDU karena menulis dengan tangan dapat menumbuhkan kemampuan literasi yang mendalam agar anak-anak menjadi pemikir kritis, pemecah masalah, dan pengguna bahasa yang cerdas.
Santo Yuwana, Head of Domestic Business Unit Cultural APP Sinarmas mengatakan jika keterampilan kritis membaca, menulis, berkomunikasi, menyaring, dan menganalisis informasi selalu penting sebagai upaya untuk mendapatkan pengetahuan dan peluang ekonomi yang kompetitif secara global.
“Ini merupakan komitmen yang terus kami lakukan untuk terus memotivasi anak-anak Indonesia demi usaha keberlanjutan agar dapat memajukan kualitas kompetensi anak di masa depan, khususnya di saat pandemi ini untuk tetap aktif dan kreatif,” pungkasnya.