Jakarta, MNEWS.co.id – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan teknologi tepat guna dapat memperkuat produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.
“Kita ingin menyiapkan teknologi tepat guna agar pengembangan UMKM yang dirancang oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) bisa berjalan dengan lancar,” kata Bambang dikutip dari Antara.
Bambang melakukan kunjungan kerja ke Subang dalam rangka meninjau penggunaan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang telah diaplikasikan di Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna (P2TTG) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
“Kebetulan pusat ini sudah 34 tahun sudah cukup lama mengembangkan teknologi tepat guna dan sudah melakukan pengembangan teknologinya sendiri mengikuti revolusi industri 4.0,” ujarnya.
Menurutnya, teknologi tepat guna adalah teknologi yang mudah digunakan, terjangkau dari segi harga, dan relevan dengan kebutuhan dari pelaku usaha. “Teknologi tepat guna itu jangan dimaknai hanya sebatas teknologi sederhana apalagi ketinggalan zaman tapi dari segi tepat guna kita harus lihat itu dari manfaatnya,” tambah Bambang.
Pada kesempatan itu, Ia juga mengunjungi pameran mini di mana beberapa UMKM yang mendapat alih teknologi dari P2TTG menampilkan produk-produk hasil riset dan inovasi mereka. Beberapa di antaranya adalah alat roaster kopi serta olahan pangan seperti mi jagung Aitamie dan Probarz.
Selain itu, ada alat pembakar lemang semi otomatis yang merupakan kerja sama LIPI Subang dengan Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Aitamie merupakan mie kering non-terigu yang terbuat dari tepung mocaf, tepung beras, tepung tempe, dan tepung jagung. Produk itu berserat tinggi, serta bebas pengawet dan bebas pewarna sintesis. Aitamie dibuat dengan teknologi ekstruksi sehingga memiliki tekstur seperti spaghetti.
Sedangkan, Probarz (Banana Snack Bar) merupakan makanan ringan yang terbuat dari bahan utama berupa tepung pisang kaya akan protein, kalium, serat pangan, dan juga inulin yang merupakan sumber prebiotik. Dua produk itu dapat menjadi produk pangan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi selama bencana, salah satunya seperti pandemi Covid-19.