Ilustrasi sektor pariwisata. (Foto: Kemenparekraf)

MNEWS.co.id – Pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi COVID-19. Namun, setelah melalui perjuangan panjang yang berfokus pada pemulihan ekonomi nasional, pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia mulai memperlihatkan sisi terang. 

Paling tidak hal ini bisa dilihat dari peningkatan jumlah pergerakan wisatawan lokal dan kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia. Jumlah pergerakan wisatawan nusantara semester I-2023 mencapai 433,57 juta perjalanan, atau naik 12,57% dari 2022.

Sedangkan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara per Juli 2023 mencapai 6,31 juta kunjungan, atau naik 196,85% dibandingkan 2022. 

Dalam upaya mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengadakan expert survey dengan 84 pakar dan pimpinan dari kalangan akademisi, pemerintah, dan industri dalam penyusunan “Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2023/2024”.

Survei yang dilaksanakan pada 18 Juni-14 Juli 2023 tersebut diharapkan dapat memberikan wawasan melalui analisa dan opini ahli terkait perkembangan, peluang, serta tantangan yang akan dihadapi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di masa mendatang.

Berdasarkan survei tersebut, sebanyak 76,19% pakar menilai kondisi pariwisata di Indonesia saat ini sedang dalam proses pemulihan. Jika dilihat dari geliat pariwisata 2022, sebanyak 35,71% pakar optimis kondisi pariwisata akan kembali pulih seperti masa sebelum pandemi pada 2024. Bahkan, diperkirakan akan ada 7-9 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada 2023.

Mayoritas pakar (persentase pakar: 46,15%) percaya jika pengembangan destinasi pariwisata berkualitas dan inovatif memiliki peran penting dalam pertumbuhan sektor pariwisata di masa depan. Di sisi lain, masih ada faktor-faktor lain yang berpengaruh pada pertumbuhan sektor pariwisata di Indonesia. 

Mulai dari peran teknologi yang mendukung kemudahan berwisata (43,59%), peningkatan pendapatan di antara wisatawan domestik (38,46%), serta perluasan infrastruktur dan rute penerbangan internasional (35,90%).

Bahkan, mayoritas pakar percaya jika pasar wisatawan Asia Tenggara dan Asia Timur menjadi pendorong pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia. Dengan Tiongkok, Malaysia, dan Australia sebagai negara-negara yang potensial mendorong pertumbuhan sektor pariwisata.

Menariknya, sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan diprediksi akan menjadi tren pariwisata Indonesia di masa mendatang. Itu mengapa, sebanyak 56,76% pakar setuju jika permintaan opsi wisata ramah lingkungan menjadi tren yang banyak diminati wisatawan pada 2023-2024. 

Untuk mencapai target-target tersebut, para pakar berpendapat jika ada beberapa langkah prioritas yang perlu dilakukan guna mendorong peningkatan nilai tambah pariwisata. Salah satunya dengan fokus pada pengembangan infrastruktur dan fasilitas pendukung destinasi wisata untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan keamanan bagi wisatawan.

Pelestarian dan pengembangan budaya lokal juga harus diperhatikan, agar pengalaman wisatawan menjadi lebih autentik dan berarti. Para pakar mendorong keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan dalam setiap aspek pembangunan dan aktivitas pariwisata, serta peningkatan aksesibilitas darat, laut, dan udara menuju destinasi wisata yang memiliki potensi unggulan.

Para pakar menyarankan untuk memperkuat pendidikan dan pemahaman masyarakat tentang sustainable tourismquality tourism, dan regenerative tourism agar berkontribusi dalam menjaga kelestarian dan kualitas pariwisata di Indonesia.