Kemenparekraf Bersama Kemenperin Gandeng Tokopedia Kampanye #RamadanBanggaLokal. (Foto: Dok. Kemenparekraf)

MNEWS.co.id – Masyarakat cenderung mengalokasikan lebih banyak dana di bulan puasa untuk memenuhi kebutuhan seperti zakat, kegiatan buka bersama, makanan, hingga belanja aneka kebutuhan dalam periode Ramadan hingga Idulfitri.

Saat ini, ada beragam pilihan sumber dana yang dapat digunakan oleh masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhannya. Apalagi bagi para pekerja formal yang menerima Tunjangan Hari Raya (THR), alih-alih menggunakan THR untuk memenuhi semua kebutuhannya, ada yang cenderung memilih metode lain seperti layanan pembiayaan.

Dalam survei yang dilakukan oleh PT Home Credit Indonesia melalui aplikasi My Home terhadap lebih dari 1.300 responden mengungkapkan bahwa responden membeli sejumlah barang di bulan Ramadan seperti fashion, gadget, elektronik rumah tangga, furnitur, dan sebagainya.

Survei itu juga menunjukkan bahwa responden tidak hanya mengandalkan uang tunai, namun juga mempertimbangkan untuk menggunakan layanan pembiayaan untuk membeli berbagai barang seperti furnitur, perlengkapan elektronik rumah tangga dan gadget.

Responden memilih pembiayaan barang dengan berbagai alasan terkait pengelolaan pengeluaran, misalnya, untuk mengelola arus kas keuangan pribadi (58%), menyimpan uang tunai untuk dana darurat atau ditabung (35%) serta melengkapi kebutuhan dana untuk membeli barang yang dibutuhkan (30%), dan sebagainya.

Selain alasan pengaturan pengeluaran, responden juga memilih pembiayaan barang dengan alasan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh perusahaan pembiayaan kepada pelanggan seperti proses yang cepat dan mudah (54%), tenor yang cocok (54%), pengalaman yang baik dengan pembiayaan barang sebelumnya (50%), promo yang aktraktif (39%), dan sebagainya.

“Berbagai kemudahan bagi pelanggan tersebut dapat ditemui di layanan pembiayaan barang Home Credit yang dapat digunakan untuk membeli berbagai barang di toko offline ataupun online,” kata VP Brand & Marketing Strategy Home Credit Indonesia Martha Grashiana.

Martha menambahkan, dalam survei tersebut terungkap bahwa responden cenderung lebih memilih saluran pembelian offline dengan porsi 54% seperti toko-toko di pusat perbelanjaan modern (mall) atau pasar tradisional, untuk membeli berbagai barang seperti gadget (termasuk smartphone), peralatan elektronik rumah tangga, furniture, kebutuhan dasar seperti beras dan sebagainya.

Sementara itu, responden cenderung lebih memilih saluran pembelian online dengan porsi 46% seperti e-commerce, media sosial, website brand atau saluran lain untuk melakukan transaksi seperti membeli fashion dan aksesoris, perlengkapan hobi dan pembayaran tagihan.

Adapun bulan Ramadan juga merupakan waktu yang tepat untuk mulai meningkatkan kemampuan manajemen keuangan, mengingat kebutuhan atau pengeluaran yang semakin meningkat. Salah satu caranya adalah dengan menjaga rasio kewajiban yang dimiliki oleh seseorang terhadap pendapatan di level tertentu yang dianjurkan oleh penasihat keuangan.

Perencana Keuangan Annisa Steviani mengatakan jika saat ini masyarakat memiliki berbagai pilihan metode pembayaran untuk memenuhi kebutuhannya, mulai dari uang tunai, pembiayaan barang, paylater, kartu kredit, pinjaman tunai, dan sebagainya.

“Kemampuan untuk mengelola berbagai metode pembayaran tersebut menjadi semakin penting pada saat ini, terlebih jika terdapat keterbatasan uang tunai atau kebutuhan untuk bisa dengan baik mengelola Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterima menjelang Lebaran,” ujarnya.