Ilustrasi Kuliner Daerah. (Foto: Kemenparekraf)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar program Kabupaten Kota Kreatif (KaTa Kreatif) sebagai upaya mempromosikan potensi kuliner khas daerah di Indonesia.

“Program KaTa Kreatif ini dirancang untuk membangun dan atau memperkuat ekosistem dan rantai proses sektor ekonomi kreatif di daerah, dalam hal ini di subsektor kuliner, ” jelas Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenpar Selliane Halia Ishak.

Selliane mengatakan selama ini keanekaragaman kuliner daerah Indonesia kurang diminati oleh masyarakat lokal maupun internasional. Hal ini disebabkan, upaya promosi potensi kuliner daerah belum cukup memadai.

“Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan kurangnya promosi kuliner-kuliner Tanah Air ini. Antara lain karena ketiadaan akses pemasaran, kekurangan promosi, ketidaktersediaan makanan atau minuman di daerah lain, kurangnya standar pembuatan kuliner tersebut, kelemahan di sisi higienitas dari proses pembuatan hingga pendistribusiannya, serta penampilan kemasan yang kurang menarik,” ujar Selliane.

Selliane menambahkan hal ini menjadi latar belakang program ini diinisiasi sejak 2016 oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang saat ini Kemenparekraf. Sebelumnya, pada 2019, program ini diikuti oleh 57 kabupaten dan kota. Dari seleksi yang dilakukan oleh pihaknya, ada 10 kabupaten dan kota yang menyandang predikat kabupaten kota kreatif.

Sementara, pada 2020, ada 11 kabupaten/kota yang ikut serta dalam program KaTa Kreatif. Selliane menuturkan, ke-11 kabupaten/kota ini telah mengirimkan karya video mengenai potensi kuliner yang ada di daerahnya dan akan disaring hingga tersisa lima karya video terbaik untuk menyandang predikat kabupaten/kota kreatif.

“Webinar ini sebenarnya juga lebih ke arah seleksi terhadap video kuliner yang sudah dibuat oleh para peserta. Video-video yang berdurasi tiga menit ini harus mampu menggambarkan kekayaan dan keluhuran warisan kuliner leluhur setempat dalam menyiapkan dan menyajikan suatu makanan asli dari daerah sehingga tergambarkan semua aspek warisan leluhur  yang mendukung boga tersebut,” katanya.

Selliane menyebutkan, proses kurasi ini juga menjadi ajang untuk mengedukasi ke-11 peserta mengenai cara membuat konten promosi kuliner yang menarik dan edukatif. Kurasi ini dilakukan oleh pakar kuliner Gupta Sitorus dan videografer Denny Setiawan.

“Kritik dan saran dari para ahli bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada para peserta program dalam membuat video kuliner mengenai hal-hal yang harus diperhatikan agar misi dari video tersebut tercapai,” jelas Selliane.

Adapun kelima kabupaten dan kota yang menyandang predikat Kabupaten/Kota Kreatif terbaik dari proses kurasi ini adalah Kabupaten Sidoarjo yang mempromosikan Bandeng Asap, kemudian Kota Salatiga dengan Singkong Keju, Kota Palembang dengan Pempek, Kabupaten Banjarnegara dengan Kopi Senggani, dan Kabupaten Grobogan dengan Sego Japede.