Jakarta, MNEWS.co.id – Bank Republik Indonesia (BRI) meluncurkan BRI Micro and SME Index atau indeks yang mengukur aktivitas bisnis pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (BMSI) yang diharapkan menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam kebijakan publik.
“Kami buat sebagai bentuk kepedulian BRI terhadap aktivitas UMKM serta akan menjadi salah satu leading indikator pertama di Indonesia,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dilansir dari Liputan 6.
Sunarso mengatakan BMSI terdiri atas indeks aktivitas bisnis (IAB) untuk melihat situasi sekarang dan indeks ekspektasi aktivitas bisnis (IEAB) yang mengukur ekspektasi tiga bulan mendatang. Bank BUMN ini rencananya akan mempublikasikan BMSI secara rutin setiap kuartal yang memberikan gambaran bisnis UMKM.
Bank DKI Dukung Penyaluran Kredit Hunian DP 0 Rupiah OJK Dorong Penyaluran Kredit di Kawasan Pariwisata Bank Kalsel Luncurkan Kredit Super Mikro Bagi UMKM
Sunarso menambahkan berdasarkan hasil survei aktivitas bisnis UMKM-BRI pada kuartal III 2020, yang mengindikasikan kegiatan usaha UMKM mulai menggeliat dan memiliki optimisme perbaikan lebih tinggi pada kuartal IV 2020.
Hasil survei menunjukkan BMSI naik dari 65,5 menjadi 84,2 pada kuartal III 2020 dan diproyeksikan meningkat menjadi 109,3 untuk kuartal IV 2020. Menggeliatnya kegiatan usaha dan optimisme UMKM itu mendorong BRI juga optimistis terhadap perekonomian mendatang akan semakin baik karena UMKM mulai bangkit.
Kinerja BRI hingga akhir kuartal III 2020 tercatat positif di tengah pandemi yang masih terjadi dan upaya penyelamatan UMKM serta implementasi pemulihan ekonomi nasional. Hingga akhir September 2020, BRI masih mampu mencatat pertumbuhan kredit dan simpanan yang positif, serta lebih baik dari industri perbankan nasional.
Dari sisi penyaluran kredit secara konsolidasi hingga triwulan III 2020, realisasinya mencapai Rp 935,35 triliun atau tumbuh 4,86 persen dibandingkan periode sama tahun lalu mencapai Rp 891,97 triliun dengan rasio kredit bermasalah (NPL) mencapai 3,12 persen.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 1.131,93 triliun atau naik 18 persen dari Rp 959,24 triliun. BRI mencatat laba konsolidasi hingga akhir September 2020 mencapai Rp 14,15 triliun dan aset konsolidasi Rp 1.447,85 triliun.