Ilustrasi beras fortifikasi. (Foto: Freepik)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kondisi gizi yang tidak optimal memiliki keterkaitan dengan gangguan kesehatan yang buruk serta meningkatkan risiko infeksi dan gangguan kesehatan serta perkembangan tubuh. Oleh karena itu, gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik, salah satunya yaitu melalui makanan yang terfortifikasi.

Makanan fortifikasi merupakan asupan yang telah diperkaya dengan berbagai macam zat gizi yang secara alamiah tidak terkandung dalam makanan tersebut. Selain memperkaya kandungan nutrisi bahan pangan, fortifikasi juga bermanfaat untuk mengembalikan zat gizi yang hilang dalam proses pengolahan. Salah satunya adalah beras.

Sulaiman Ginting, praktisi beras fortifikasi menjelaskan, beras fortifikasi merupakan bahan pangan yang diperkaya dengan vitamin serta mineral sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat untuk memenuhi gizi.

Berbicara mengenai fortifikasi pangan, Ia menjelaskan bahwa Indonesia sudah cukup lama melakukan hal tersebut. Sebagai contoh pada tahun 1980 adanya fortifikasi garam untuk penambahan yodium bagi penderita penyakit gondok. Lalu di tahun 2000 adanya fortifikasi pada tepung terigu hingga vitamin A yang ditambahkan pada minyak goreng.

Beras menjadi makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Sulaiman menambahkan apabila beras fortifikasi dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, maka secara tidak langsung mereka sudah memenuhi kebutuhan gizinya.

“Lebih dari 250 juta warga Indonesia itu mengonsumsi beras. Nah, jadi pangan yang sudah terfortifikasi ini sangat penting bagi mereka sebagai salah satu solusi perbaikan gizi masyarakat,” katanya dalam kegiatan webinar Bincang Gizi ‘Beras Fortifikasi, Solusi Baru Peningkatan Gizi Masyarakat’ yang diadakan oleh M-Tani Group melalui streaming Live Instagram M-Tani dan kanal Youtube Sahabat UMKM pada Senin (28/6/21).

Kegiatan webinar Bincang Gizi ‘Beras Fortifikasi, Solusi Baru Peningkatan Gizi Masyarakat’ yang diadakan oleh M-Tani Group melalui streaming Live Instagram M-Tani dan kanal Youtube Sahabat UMKM pada Senin (28/6/21). (Foto: MNews)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Hasto Wardoyo selaku Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang sangat tertarik dengan inovasi terbaru pada produk pangan salah satunya adalah beras fortifikasi.

Menurutnya, ketika masyarakat memiliki makanan pokok misalkan nasi dan di dalamnya bisa dilakukan fortifikasi merupakan hal yang luar biasa. Beras fortifikasi yang sudah diolah menjadi nasi dan terdapat zinc, asam folat, hingga vitamin B memang sangat baik untuk tubuh. Selain itu makanan yang terfortifikasi juga sangat menyehatkan dan dapat meningkatkan kualitas yang unggul bagi masyarakat.

“Nasi yang sudah diolah dari beras terfortifikasi itu memang sangat berguna bagi masyarakat yang mengonsumsinya. Apalagi beras ini cocok bagi keluarga mulai dari anak-anak hingga dewasa dan aman bagi perempuan atau laki-laki. Hal ini juga selaras dengan strategi BKKBN dalam mencegah wanita hamil agar jangan sampai dalam kondisi under nutrition,” ujar Hasto saat menjadi narasumber dalam webinar yang sama.

Pada kesempatan yang sama, Feni Nugraha, Dokter Gizi Klinis mengatakan asupan gizi yang baik sangat penting untuk menjaga kondisi tubuh secara optimal. Hal ini bertujuan agar kita bisa melakukan aktivitas harian dengan baik serta meningkatkan daya tahan tubuh supaya terhindar dari risiko penyakit.

Fortifikasi pada pangan merupakan suatu upaya untuk menambahkan zat gizi mikro yang penting ke dalam makanan berupa vitamin dan mineral. Sehingga melalui beras fortifikasi Ia berharap dapat meningkatkan kualitas nutrisi dari makanan atau produk pangan tersebut. Baginya, hal ini dapat membantu perbaikan gizi bagi masyarakat Indonesia.

Sementara itu, Brian Sriprahastuti selaku Tenaga Ahli Utama Deputi III Kantor Staff Presiden (KSP) yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan webinar M-Tani menyebutkan, fortifikasi beras menjadi salah satu terobosan yang baik bagi perbaikan gizi masyarakat Indonesia.

Brian mengatakan produk pangan tersebut juga sangat bermanfaat jika diberikan khusus kepada kelompok rentan yaitu keluarga yang kurang sejahtera dan kelompok 1.000 hari pertama kehidupan. Hal ini bertujuan sebagai kontribusi pada upaya percepatan penurunan angka kasus gizi buruk pada anak (stunting) dan meningkatkan gizi masyarakat.

“Dari pihak kelembagaan sangat mendukung dengan adanya beras fortifikasi, karena menjadi salah satu strategi percepatan penurunan stunting. Sehingga ke depannya dapat dibahas untuk pembicaraan luas dan bisa menjadi program nasional,” ungkap Brian.

Kembangkan Beras Fortifikasi, M-Tani Hadirkan Solusi Perbaikan Gizi Masyarakat
Kembangkan Beras Fortifikasi Sego Wangi Plus, M-Tani Hadirkan Solusi Perbaikan Gizi Masyarakat (Foto: M-Tani)

Melalui kegiatan webinar Bincang Gizi ‘Beras Fortifikasi, Solusi Baru Peningkatan Gizi menandai soft launching produk beras fortifikasi M-Tani yaitu Sego Wangi Plus.

Sego Wangi Plus adalah produk beras M-Tani yang memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh mulai dari vitamin A, vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, asam folat, zat besi, dan zinc. Sego Wangi Plus dapat menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan gizi mikro harian masyarakat Indonesia.

Beras fortifikasi Sego Wangi Plus tersedia dalam kemasan 2,5 kg serta 5 kg dan bisa didapatkan melalui marketplace seperti Blibli dan Tokopedia atau melalui Instagram @mtaniofficial.