Ilustrasi produk parekraf Jayapura. (Foto: Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf)

MNEWS.co.id – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memiliki harapan besar terhadap produk-produk unggulan pariwisata dan ekonomi kreatif yang berasal dari Provinsi Papua.

Ia berharap agar produk-produk tersebut dapat meningkatkan kelasnya dan memiliki jangkauan pasar yang lebih luas, bahkan hingga pasar internasional.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Kemenparekraf pun meluncurkan program Beli Kreatif Desa Wisata (Beti Dewi) yang bertujuan untuk mendukung pengembangan produk kreatif dari desa wisata di Papua. Program ini diharapkan dapat membantu produk-produk tersebut untuk meraih kesuksesan di pasar global.

“Dari mulai kuliner, kriya, sampai dengan fesyen. Produk-produk ini harus naik kelas. Karena setiap kegiatan wisata itu memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat setempat dan bukan hanya membuka lapangan kerja tapi meningkatkan kesejahteraan. Dan ini saya harapkan bisa berkesinambungan dan berkelanjutan,” kata Sandiaga.

Selain sebagai program lanjutan Anugerah Desa Wisata Indonesia, kehadiran “Beti Dewi” juga sebagai bentuk apresiasi atas produk pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di desa wisata di Indonesia.

Dalam program “Beti Dewi” para peserta yang berasal dari Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) akan dilatih untuk merancang hingga mengkurasi paket-paket wisata agar lebih menarik sehingga lebih banyak wisatawan yang berkunjung ke desa wisata.

Targetnya tahun 2023 ada 150 desa wisata yang akan on boarding  ke platform digital. Dengan estimasi satu hari minimal 10 tamu. Harapannya nantinya akan ada setengah juta orang yang menginap atau bermalam di desa wisata setiap tahunnya.

Kegiatan Beli Kreatif Desa Wisata (Beti Dewi) di Jayapura diikuti sebanyak 12 desa wisata. Di antaranya Desa Wisata Asei Besar, Desa Wisata Rhepang Muaif, Desa Wisata Berab, Desa Wisata Hobong, Desa Wisata Ifar Besar, Desa Wisata Kampung Kayo Pulau, Desa Wisata Kampung Enggros, Desa Wisata Tablasupa, Desa Wisata Tablanusu, Desa Wisata Walukubun Arso 14, dan Desa Wisata Kampung Yoboi.

Saat ini program “Beti Dewi” telah menjalin kerja sama dengan sejumlah online travel agent (OTA) diantaranya Mister Aladin, Tiket.com, Atourin, dan Traveloka sebagai salah satu platform online terbesar di Asia Tenggara.

“Tapi enggak tertutup hanya empat. Ini akan kita perluas lagi dengan mitra-mitra lainnya. Karena mereka memiliki jaringan ke sekitar 50 juta lebih transaksi online UMKM yang tiba-tiba terhubung dengan produk yang diciptakan oleh kampung-kampung di Papua. Itu yang langsung konkrit bisa kita laksanakan dan akan kita monitor penjualannya dan akan dilaporkan juga,” kata Sandiaga.

Dalam kesempatan itu, Pj. Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo mengungkapan terima kasih kepada Menparekraf yang saat ini datang langsung melihat potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Jayapura.

“Semoga ini menjadi motivasi bagi kelompok-kelompok parekraf di Kabupaten Jayapura untuk lebih meningkatkan potensinya. Kalau Kemenparekraf memfasilitasi ada di marketplace, berarti kita harus mengembangkan diri lagi, tingkatkan lagi, sehingga betul-betul menyejahterakan kita semua,” ujarnya.

Perwakilan Bank Indonesia, Thomy Andryas, menyatakan BI akan mendukung program Kemenparekraf untuk mendorong pengembangan produk parekraf utamanya UMKM di desa wisata.

“Kami sepakat sekali tidak mau ‘rohali’ (rombongan hanya lihat-lihat), tapi ‘rojali’ (rombongan jadi beli) dan mungkin ditambah rojali plus QRIS. Jadi pembayarannya dengan memanfaatkan digitalisasi,” kata Thomy.