Ilustrasi. (Foto: Media Indonesia)

Jakarta, MNEWS.co.id – Deputi IV Bidang Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin berpandangan perubahan perilaku dan aktivitas masyarakat turut mengakselerasi bisnis digital. Kondisi itu diharapkan berdampak terhadap pengembangan ekonomi digital.

“Hal ini juga diikuti dengan berbagai perkembangan model bisnis yang makin terdigitalisasi,” kata Mohammad Rudy, saat membuka Kuliah Industri ITB STIKOM Bali, secara virtual dari Jakarta, Kamis, (6/1/22).

Tak kurang dari 3.062 mahasiswa ITB STIKOM Bali selama dua hari (5-6 Januari 2022) mengikuti kuliah industri dengan menghadirkan 12 narasumber yang ahli atau praktisi yang kompeten dalam bidangnya.

Mohammad menambahkan, tren pemanfaatan bisnis digital terlihat dari meningkatnya berbagai aktivitas dan belanja, seperti bekerja secara daring, telemedicine, dan layanan keuangan digital.

Pada 2030, lanjutnya, diprediksi 30 persen kegiatan pemenuhan konsumsi terutama di negara-negara maju akan dilakukan secara daring yang akan mendorong peningkatan pembayaran digital.

“Komposisi masyarakat di masa depan juga akan didominasi anak muda, para digital nettest, seperti mahasiswa ITB STIKOM Bali yang sangat adaptif terhadap perkembangan teknologi yang sekaligus menjadi pelaku dan penopang utama konsumsi global,” tambahnya.

Sinyal adaptasi menuju More Society 5.0 semakin kuat terlihat dari studi yang dilakukan oleh Google dan Temasek di 2021. Dalam studi tersebut dinyatakan bahwa pada 2020 sekitar 75 persen penduduk ASEAN telah terkoneksi internet dengan jumlah pengguna sebanyak 440 juta orang.

 Dari jumlah itu, sebanyak 350 juta orang memanfaatkannya untuk layanan ekonomi digital dan 60 juta di antaranya adalah pengguna baru sejak merebaknya pandemi Covid-19.

“Gambaran ini menunjukkan mungkin pada 10 atau 20 tahun mendatang tidak ada lagi istilah ekonomi digital karena semua ekonomi sudah terdigitalisasi,” pungkasnya.