Ilustrasi produk keripik tempe Ngawi.

MNEWS.co.id – Penjualan keripik tempe yang diproduksi sejumlah industri rumah tangga di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur meningkat signifikan seiring tingginya permintaan konsumen menjelang Lebaran 2023.

Sudah lebih dari 2 minggu terakhir ini pengusaha keripik tempe di Ngawi meningkatkan produksinya hingga dua kali lipat dibanding bulan-bulan lainnya.

Hal ini dilakukan karena jelang Lebaran, permintaan kuliner khas Ngawi ini selalu mengalami peningkatan.

Seorang perajin di sentra industri rumah tangga keripik tempe Desa Ngawi Purba, Kecamatan Ngawi, Dany Anggoro mengatakan, pesanan sudah mulai naik menjelang Ramadan 2023. 

Guna memenuhi kebutuhan konsumen, pihaknya meningkatkan produksi hingga dua kali lipat dari hari biasa.

“Pada hari biasa kami produksi sekitar 30-35 kg kedelai per hari. Sedangkan untuk memenuhi permintaan selama puasa dan menjelang Lebaran, produksi naik sekitar 60-70 kg kedelai per hari,” ungkap Dany dikutip MNEWS.co.id dari Antara.

Dany menjelaskan jika biasanya permintaan pesanan keripik tempe datang dari wilayah Ngawi, Magetan, Madiun, dan sekitanya.  

Saat ini, lanjut Dany permintaan pesanan juga datang dari kota-kota lain seperti Solo, Yogyakarta, Lamongan, Bojonegoro, bahkan hingga luar Pulau Jawa seperti Pontianak dan Banjarmasin.

“Mayoritas untuk memenuhi toko oleh-oleh yang ada di luar kota. Sedangkan permintaan di Ngawi sendiri hanya sekitar 30 persen,” jelasnya.

Dany membanderol harga yang cukup bervariasi untuk produk keripik tempenya, antara Rp8.000,- higga Rp12.500,- per plastik, tergantung dari besar masing-masing ukuran kemasan.

Dikutip dari Antara, berdasarkan data BPS Kabupaten Ngawi tercatat jumlah perajin industri rumah tangga keripik tempe di wilayah setempat saat ini mencapai 1.202 unit.

Industri rumah tangga tersebut mampu menyerap tenaga kerja hingga lebih dari 3.745 orang. Adapun sentra pembuatan keripik tempe terdapat di tiga desa Kecamatan Ngawi, yakni Desa Sadang, Ngawi Purba, dan Grudo.