Ilustrasi asupan gizi. (Foto: Pixabay)

Jakarta, MNEWS.co.id – Asupan zat gizi yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara optimal. Terutama di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, diperlukan daya tahan tubuh yang baik untuk melawan berbagai infeksi virus dan bakteri penyebab penyakit.

Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik. Gizi yang baik akan membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terserang penyakit, hingga produktivitas kerja meningkat.

dr. Feni Nugraha, Dokter Gizi Klinis memaparkan triple burden masalah gizi yang saat ini yang masih dialami oleh masyarakat Indonesia yaitu kurang gizi, obesitas, dan kekurangan zat gizi mikro. Yang hal ini bisa dicegah dan diperbaiki dengan asupan gizi yang baik. Sehingga kita perlu memperhatikan keseimbangan zat gizi di dalam tubuh.

Untuk menjaga keseimbangan asupan zat gizi, masyarakat bisa merujuk dalam susunan pangan sehari-hari yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yaitu ‘Tumpeng Gizi Seimbang’. Nilai gizi ini memiliki jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh yang terdiri atas 4 komponen yaitu makanan sehat, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan memantau berat badan secara teratur.

Keempat komponen tersebut bertujuan untuk menjaga berat bada ideal guna mencegah masalah yang berkaitan dengan gizi. ‘Tumpeng Gizi Seimbang’ adalah rancangan untuk memperbaiki prinsip lama ‘4 sehat 5 sempurna’ yang dianggap tidak lagi sesuai saat ini. Gambar tumpeng ini tidak hanya berisi panduan sehat, melainkan juga panduan pola hidup secara keseluruhan.

Untuk menjalankan gaya hidup sehat dengan makanan bernutrisi dengan gizi yang lengkap, Anda bisa menerapkan melalui 3J yaitu jumlah, jenis, hingga jadwal makanan.  Petama yaitu jumlah, Anda harus bisa memiliki perhitungan kalori yang tepat dan disesuaikan dengan berat badan, tinggi badan, usia, aktivitas fisik, dan jenis kelamin.

Selanjutnya adalah jenis gizi yang seimbang berupa karbohidrat sederhana (gula, roti putih, kue, es krim, dan lainnya), karbohidrat kompleks (nasi merah, roti gandum, oatmeal, kentang, ubi, dan jagung), protein hewani (ayam, ikan, daging sapi, telur), protein nabati (tahu, tempe, dan kacang-kacangan), lemak tidak jenuh (minyak zaitun, minyak kanola, minyak bunga mentahan, alpukat, dan kacang almond), dan lemak jenuh (minyak kelapa, mentega, dan kelapa).

Gizi yang seimbang juga dibutuhkan dalam jumlah banyak melalui buah dan sayuran. Pada dasarnya, hampir semua jenis buah dan sayur mengandung berbagai vitamin dan mineral. Hal ini karena vitamin dan mineral dalam buah dan sayur berperan penting dalam proses metabolisme atau bekerjanya fungsi tubuh.

“Tidak hanya itu, sayur dan buah juga merupakan sumber terbaik vitamin berupa antioksidan, penangkal senyawa jahat dalam tubuh, hingga meningkatkan imunitas tubuh,” ujar Feni saat menjadi narasumber dalam webinar Bincang Gizi ‘Beras Fortifikasi, Solusi Baru Peningkatan Gizi Masyarakat’ yang diadakan oleh M-Tani Group melalui streaming Live Instagram M-Tani dan kanal Youtube Sahabat UMKM, Senin, (28/6/21).

Ia menjelaskan jika fortifikasi produk pangan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menambahkan zat gizi mikro yaitu vitamin dan mineral ke dalam makanan. Tujuan dari fortifikasi ini adalah untuk pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral masyarakat Indonesia.

Fortifikasi dilakukan pada bahan pangan yang dikonsumsi masyarakat secara luas seperti produk garam, tepung terigu, minyak dan juga beras. Diharapkan dengan hadrinya beras fortifikasi ini maka akan dapat meningkatkan kualitas nutrisi makanan dan dapat membantu untuk perbaikan gizi masyarakat Indonesia.