Ilustrasi pelaku UMKM. (Foto: ANTARA)

Jakarta, MNEWS.co.id –  Pengembangan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga dibutuhkan peran swasta agar pelaku UMKM tidak hanya bertahan tapi juga bertumbuh terlebih di masa pandemi seperti saat ini.

Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Elvira Lianita mengatakan kolaborasi dan digitalisasi merupakan dua faktor penting untuk menggerakkan ekonomi khususnya sektor UMKM, baik di daerah maupun nasional.

“Ini bukan tugas pemerintah semata. Untuk itu kami berkomitmen mendukungnya dengan melakukan pelatihan dan pendampingan mulai dari produksi hingga pemasaran seperti perluasan akses pasar. Salah satunya melalui digital dan pembenahan toko. Semuanya kami lakukan demi mengembangkan keterampilan dan daya saing UMKM,” ujar Elvira dikutip dari Antara.

Menurutnya, situasi pandemi tidak serta merta menghentikan upaya emiten berkode HMSP itu untuk meningkatkan keterampilan usaha para pelaku UMKM. Pihaknya pun menyesuaikan cara pendampingankepada UMKM yang disesuaikan dengan kebutuhan saat ini.

Sejak 2007, Sampoerna telah memberikan pelatihan kewirausahaan kepada sekitar 52 ribu pelaku UMKM dan terus memberikan pendampingan secara berkelanjutan hingga saat ini. Di masa pandemi Covid-19, Sampoerna terus memberikan dukungan keterampilan usaha, termasuk literasi digital. Salah satunya dengan meluncurkan aplikasi OPTIMA UKM, aplikasi untuk pelaku UMKM mendapatkan modul pelatihan serta informasi seputar wirausaha secara cuma-cuma

Tidak hanya itu, UMKM binaan khususnya toko kelontong yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC) didorong menggunakan aplikasi digital ‘AYO SRC’ agar pemesanan barang dapat dilakukan secara daring hingga lebih efektif. Aplikasi tersebut juga memudahkan pemilik toko melakukan manajemen stok barang. “Ke depan, Sampoerna akan terus berupaya untuk menjangkau UMKM untuk ikut program sejenis,” ujar Elvira.

Belum lama ini, Sampoerna melalui  program Sampoerna untuk Indonesia (SUI) mengadakan Festival #SampoernaUntukUMKM dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing UMKM melalui peningkatan keterampilan dan literasi digital.

Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak cukup dalam pada UMKM dan 63 persen dari mereka mengalami penurunan omzet akibat penurunan daya beli masyarakat. Untuk itu, diharapkan 64 juta pelaku UMKM yang ada saat ini dapat bertransformasi dari penjualan luring (offline) ke daring (online).

Pemerintah pada 2020 telah memberikan alokasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui sejumlah program dan mendorong stimulus Kredit Usaha Rakyat (KUR) super mikro, tambahan subsidi bunga KUR dan realisasi penyaluran KUR mencapai Rp180,1 triliun.