MNEWS.co.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mendorong agar organisasi yang bergerak di bidang eksportir untuk dapat memberikan wadah bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar bisa tembus pasar internasional.
Saat ini sejumlah organisasi ekspor, seperti Indonesia Exportir Chanel (IEC) dapat membantu UMKM di Lampung menembus pasar ekspor.
“Tercatat pada 2021 terdapat 156.150 pelaku UMKM di Lampung. Dari jumlah tersebut ada 18 pelaku UMKM yang berhasil menembus pasar ekspor. Harapan kami dari adanya organisasi ekspor ini bisa mendorong dan mendongkrak produk UMKM masuk pasar internasional,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung Elvira Umihanni dikutip MNEWS.co.id dari Lampost.co.
Menurut dia, sejumlah produk yang telah diekspor, seperti etnik kerajinan tapis dan sulam usus, aneka keripik dan makanan ringan, rumput laut, pinang, minyak jelantah, kopi robusta, minuman rempah, gula aren, tanaman hias, olahan perikanan serta hasil dari olahan peternakan harus terus dikembangkan.
“Hal ini salah satunya bisa didorong dari upaya Pemprov Lampung yang bekerja sama dengan stakeholder salah satunya organisasi eksportir yang mewadahi dan membantu berkembangnya pelaku UMKM,” katanya.
Sementara itu, Korwil Regional Sumbagsel IEC, Mummad Amar optimistis kinerja ekspor di Lampung pada 2023 akan tumbuh positif. Untuk itu, pihaknya siap dan berkomitmen menjembatani para pelaku UMKM yang ada di Lampung untuk bertemu dengan konsumen atau buyer.
“Pelaku UMKM yang berpotensi ada pasarnya, kita fasilitasi dan kami juga validasi sehingga produknya benar-benar berkualitas dan berkas sertifikasi juga kami pastikan harus ada,” katanya.
Menurut dia, IEC berperan memvalidasi dan memastikan produk yang akan diekspor sesuai dengan spesifikasi yang diminta pasar dan harus sanggup memenuhi permintaan dari negara yang dituju.
“Harapan kami UMKM Lampung go internasional dengan lakukan pertemuan antara pembeli dan penjual. Kami optimistis di 2023 ini kinerja ekspor akan terus tumbuh positif,” ujarnya.
Dia menjelaskan pada 2022 pelaku UMKM yang sudah difasilitasi bertemu dengan pembeli mulai dari rumput laut, kopi, lidi sawit, kayu manis hingga cocopeat atau serbuk dari buah kelapa.
“Seperti kopi itu kebanyakan di negara Eropa, rumput laut di Australia, limbah plastik ke Pakistan, kayu manis itu ke Inggris, cocopeat ke Australia, dan lidi sawit lebih banyak ke Thailand,” katanya.