Jakarta, MNEWS.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, Jawa Timur terus melakukan pembinaan untuk mengembangkan UMKM. Pada masa pandemi Covid-19, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo banyak melakukan penguatan pemasaran online atau marketing digital bagi para pelaku UMKM.
“Untuk mendukungnya, salah satunya ada pelatihan fotografi. Narasumbernya dari perempuan tani HKTI. Tujuannya, para pelaku UMKM ini bisa memotret produknya dengan menarik untuk di-upload di media sosial masing-masing,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto.
Anung memaparkan pihaknya juga bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang mengadakan pelatihan digitalisasi UMKM dengan memfasilitasi 71.966 UMKM untuk mandapat Banpres Usaha Mikro (BPUM) sebesar Rp2,4 juta.
Ia menambahkan, sektor industri dan perdagangan di Kota Kraksaan, juga mengalami banyak kemajuan. Hal itu tidak terlepas dari upaya dan strategi pemasaran yang dilakukan Pemkab Probolinggo melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).
Plt Kepala Disperindag Kabupaten Probolinggo Taupik Alami mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan laju perindustrian dan perdagangan di Kota Kraksaan, termasuk di kecamatan lain. Pihaknya juga memfokuskan pada tata niaga dan promosi.
“Kami juga melakukan pemilahan tingkatan IKM dan UMKM untuk mengetahui skalanya. Apakah masuk regional, nasional, atau internasional. Dari situ bisa dilihat peluang ekspornya,” katanya.
Sebagai salah satu contoh, di Kota Kraksaan, ada industri yang bergerak di bidang usaha ikan kering. Selama ini, pemasarannya masih sebatas lokal dan kurang optimal. Disperindag akan mengupayakan industri ini masuk skala nasional. “Kami upayakan grade atau skalanya bisa ke nasional. Termasuk juga yang lain, seperti peluang ekspor bawang dan mebeler,” katanya.
Ia menambahkan di tengah keterbatasan, sebagai salah satu upaya mem-branding dan mempromosikan produk IKM, pihaknya membuat stan khusus di pasar-pasar tradisional.
Di masa pandemi, Disperindag mendorong para pelaku usaha menghasilkan produk yang adaptif. Termasuk, mengajak para pedagang memasarkan produknya melalui digital marketing. Salah satunya melalui Mak Blonjo yang sudah diterapkan di lima pasar tradisional.
“Seperti di Pasar Semampir. Transaksinya memanfaatkan Instagram dan WhatsApp. Di Mak Blonjo, ini ada unsur pendidikannya. Yakni, mengajak untuk menerapkan protokol kesehatan, tidak harus datang ke pasar, dan sebagainya,” pungkasnya.