Belasan barista menerima sertifikat pelatihan. Lima di antaranya membuka coffee shop. (Foto: Istimewa/Antara)

Bali, MNEWS.co.id – Pelatihan barista yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar, Bali, selama 20 hari yang diadakan sejak bulan Maret lalu kini membuahkan hasil. Dari 17 alumni pelatihan, lima barista di antaranya telah membuka usaha coffee shop.

Di antaranya I Wayan Dede Ananda Kusuma mendirikan Istoria Coffee; I Made Aditya Darma Putra mendirikan  Speed Coffee juga kini menjadi pengajar barista di IPB Internasional Bali; I Gusti Ayu Reina Cahyanti mendirikan Simpang Coffee juga menjadi pengajar ekstrakurikuler di SMK Pariwisata; Kadek Eric Saputra mendirikan Nepi Kopi; dan Kadek Agus Darsana Budi mendirikan Mondela Coffee. Agus Darsana rencananya segera membuka cabang baru di Denpasar.

Mereka berani dan telah berhasil mempraktekkan program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) yang telah diberikan Pemkab Gianyar. Melalui pelatihan Barista tersebut mereka memperoleh sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

Penggagas kegiatan, Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra selaku ketua TP PKK Gianyar mengaku bangga. “Saya bangga. Pelatihan ini telah berhasil membentuk wirausaha-wirausaha muda, pelatihan yang kami berikan bermanfaat bagi mereka, dan ilmu yang mereka dapatkan ini sudah bersertifikasi nasional,” katanya.

Ia menyebutkan pelatihan selama 20 hari memperoleh sertifikat yang diakui secara nasional.  Baginya, kesuksesan dari pelatihan barista tersebut terbukti saat para peserta yang mengikuti pelatihan mampu menerapkan ilmu yang mereka dapatkan.

Program PKH pelatihan barista tersebut memberikan kesempatan kepada anak-anak muda generasi milenial untuk memiliki sebuah skill meracik kopi.  “Karena saat ini tidak hanya orang tua saja yang minum kopi. Namun kalangan anak muda banyak penikmat kopi,” ungkapnya.

Sehingga banyak cafe ataupun kedai kopi yang dilihat di sepanjang jalan. “Ini sudah menjadi trend anak muda, sehingga inilah yang menjadi dasar kami membuat pelatihan Barista yang berbasis kompetensi,” tambahnya.

Ida berharap, barista yang belum menerapkan keterampilan yang diperoleh, agar memiliki keberanian untuk memulai dan mengikuti jejak rekan-rekannya terjun ke dunia usaha.

Menurutnya, mereka dapat lebih dahulu memulai dengan hal-hal kecil. “Nanti keberanian muncul dan lebih percaya diri dan astungkara semua menjadi orang sukses,” pungkasnya.