Produk UMKM oleh-oleh khas Karawang yang ada di Toserba 57 Rest Area Tol KM 57. (Foto: Yuda Febrian Silitonga)

MNEWS.co.id – Pada era ekonomi yang terus berubah dan penuh tantangan seperti sekarang ini, kehadiran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memegang peran strategis dalam menggerakkan perekonomian lokal. Mereka tidak hanya menjadi pemasok produk dan jasa, tetapi juga merupakan sumber daya ekonomi yang besar dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Dalam mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia, hadirnya kebijakan pemerintah daerah pun turut memegang peranan penting untuk dapat menciptakan lapangan kerja di sektor ini.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat menyatakan untuk fokus menciptakan lapangan pekerjaan di sektor UMKM bagi warga lokal daerah tersebut menyusul keterbatasan lowongan kerja di kawasan industri.

Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, penciptaan lapangan kerja di sektor UMKM maupun perdagangan dan industri kecil dilakukan secara berkelanjutan melalui kolaborasi dengan sejumlah pihak swasta.

“Saya sudah instruksikan jajaran ASN (Aparatur Sipil Negara) di lintas perangkat daerah untuk fokus pada solusi penciptaan lapangan kerja lokal Kabupaten Bekasi,” ujarnya dilansir MNEWS.co.id dari Antara.

Mengacu pada data tahun 2022, jelas Dani, tercatat ada 1,7 juta lebih kesempatan kerja di Kabupaten Bekasi. Namun dari jumlah tersebut, hanya 500-600 ribu kesempatan kerja di sektor swasta khususnya industri manufaktur.

“Dan lapangan kerja baru tahun lalu hanya sekitar 500.000, tidak mungkin juga setiap tahun yang lima ratus ribu itu diganti. Jadi hanya ganti yang pensiun atau perusahaan baru, sedangkan tahun ini baru mencapai 13.000,” katanya.

Dani mengatakan, meski wilayahnya dikenal sebagai pusat industri terbesar se-Asia Tenggara, namun jika diteliti, kesempatan kerja di sektor industri manufaktur sangat kecil untuk mampu menyerap tenaga kerja.

Menurutnya, upaya nyata yang harus dilakukan adalah penyebaran tenaga kerja lokal ke sektor lain seperti pertanian, perdagangan, UMKM, serta industri kecil karena diyakini sektor-sektor tersebut mampu menyerap tenaga kerja lebih efektif terutama dalam menyelesaikan persoalan pengangguran.

Pihaknya sudah mulai menjalankan upaya ini hingga mampu menciptakan sebanyak 6.000 jenis UMKM baru. Sementara pelaku usaha serupa yang sudah berkembang sampai kini berjumlah 37.000.

“Jadi yang dulu angkanya hanya 10.277 UMKM, sekarang jadi 16.189 UMKM. Untuk pelaku usaha ini dulu hanya 20 ribuan sekarang sampai 37 ribu lebih pelaku UMKM,” ungkapnya.

Dani meminta segenap ASN perangkat daerah terkait memberikan pemahaman terkait peluang kerja sektor UMKM ini kepada masyarakat terutama para pencari kerja. Kebanyakan warga cenderung berminat pada lapangan kerja industri manufaktur yang justru semakin kecil peluang meraih pekerjaan.

“Kita lebih fokus penciptaan pasar. Kalau pasar tercipta maka UMKM kita bisa lebih produktif apalagi kalau kita latih, bimbing, itu mereka akan bisa memahami teknologi maupun bahan baku, asal pasarnya ada. Bagaimana kita ciptakan pasar? Kita buat toko daring Bebeli, tingkatkan pameran, kerja sama dengan pasar modern agar bisa masuk ke sana, itu terbukti dari angka-angkanya, ya,” kata dia.