Pelatihan Digitalisasi Pemasaran dan Manajamen Produk Halal bagi UMKM" secara daring di Jakarta, Selasa (20/10/20). (Foto: Megapolitanpos)

Jakarta, MNEWS.co.id –  Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama dengan Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian Agama, menggandeng beberapa pihak untuk menyelenggarakan program Pelatihan Digitalisasi Pemasaran dan Manajemen Produk Halal bagi pelaku UMKM di Indonesia.

Dalam pelatihan itu pemerintah menggandeng Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan 4 platform digital yang berbasis syariah seperti LinkAja Syariah, Tokopedia Salam, Blibli Hasanah, dan Bukalapak.

 “Program ini terbuka untuk publik dan ke depan bisa diselenggarakan masif,” kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada peluncuran program digitalisasi pemasaran dan manajemen produk halal bagi UMKM secara virtual di Jakarta, Selasa (20/10/2020).

Menurut Airlangga, setelah mengikuti program pelatihan peserta yang dinilai memenuhi kualifikasi akan mendapatkan sertifikasi halal dan juga akan diarahkan untuk mengakses layanan pendampingan di pusat layanan usaha terpadu UMKM di daerah.

Tahap pertama peserta pelatihan, kata Menko Airlangga, diutamakan kelompok binaan kementerian/lembaga serta organisasi kemasyarakatan.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan program itu akan diikuti 1.000 pelaku UMKM.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan pandemi COVID-19 memberikan tekanan besar terhadap UMKM yang mengakibatkan penurunan penjualan, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), hingga mereka kesulitan membayar pinjaman.

Di sisi lain, pandemi secara tidak langsung merubah perilaku konsumen dalam berbelanja yang kini banyak beralih menggunakan transaksi daring menggunakan platform digital.

Meski begitu, transformasi usaha melalui pemanfaatan teknologi digital tidak serta merta bisa dilakukan langsung optimal oleh pelaku UMKM. Sementara itu, saat ini gaya hidup halal mengalami perkembangan pesat dalam dua dasarwarsa terakhir.

Airlangga menambahkan berdasarkan data State of Global Islamic Economy 2019-2020, konsumsi gaya hidup muslim meningkat dari 2,2 triliun dolar AS pada 2018 diproyeksi mencapai 3,2 triliun dolar AS pada 2024.

“Namun peningkatan itu dipengaruhi juga tingginya impor Indonesia terhadap produk halal dan ini perlu diikuti kemampuan produksi di dalam negeri agar produk UMKM bisa masuk pasar global,” ungkapnya.