Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Bantul Agus Sulistiyana menunjukkan masker batik produksi UKM Bantul (Foto: ANTARA)

Bantul, MNEWS.co.id – Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberdayakan ratusan pelaku usaha kecil menengah (UKM) daerah ini untuk memproduksi puluhan ribu masker batik guna memenuhi kebutuhan alat pelindung diri (APD).

“Jadi ini program perisai Pemda Bantul dan program perisai pemberdayaan, jadi kami memberdayakan sebanyak 200 UKM di Bantul untuk memproduksi masker batik,” kata Agus Sulistiyana, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Bantul dilansir dari Antara.

Agus menjelaskan rencana akan ada sekitar 100 ribu buah masker batik yang diproduksi para pelaku UKM Bantul dengan pendampingan instansinya. Saat ini yang baru diserahkan ke pemda untuk dibagikan ke para pegawai dan masyarakat sekitar 50 ribu masker.

“Jumlahnya rencananya ada 100 ribu masker, baru kami serahkan 50 ribu masker, yang 50 ribu kami serahkan Jumat nanti, untuk proses pembuatan mulai 11 September kemarin sampai nanti InsyaAllah pada Jumat sudah selesai,” katanya.
 
Pelaku UKM yang diberdayakan dalam pembuatan masker itu ada yang berprofesi sebagai penjahit, tetapi ada juga yang bukan penjahit, namun mereka adalah pelaku usaha pembuat kerajinan kulit di sentra Manding Bantul berjumlah 10 orang. Selama masa pandemi UKM kerajinan kulit mengalami penurunan produktivitas karena permintaan menurun.

Ia menambahkan, hal itu karena bahan baku pembuatan masker dari perajin batik, sehingga ada sekitar 50 perajin batik yang terlibat, sementara penjahit sebanyak 200 orang. Total anggaran yang diperlukan pemda untuk program ini sebesar Rp600 juta.

“Harapan kami ketika perajin itu membeli batiknya akan mempekerjakan pembatiknya, sehingga di sini terjadi gerakan perekonomian atau menghidupkan kegiatan padat karya bagi masyarakat yang selama ini menganggur, jadi ini padat karya,” ujar Agus.