Iding pemilik usaha PD Sinar Rahayu menunjukan kerupuk kulit miliknya. (Foto: Ayo Purwakarta)

Purwakarta, MNEWS.co.id – Siapa pun yang ingin menjadi pengusaha sukses bisa dengan melakukan dedikasi dan ketekunan. Hal tersebut yang dipegang teguh oleh Iding, pelaku usaha asal Purwakarta, Jawa Barat, mampu membuktikan bahwa usaha dan doa bisa membuatnya menjadi pengusaha.

Saat ini Iding memiliki usaha berupa camilan kerupuk kulit. Industri rumahannya diberi nama PD Sinar Rahayu. Lokasinya di Jalan Ipik Gandamanah, Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan Purwakarta.

Di sanalah Ia  memproduksi camilan untuk didistribusikan ke berbagai daerah. Di antaranya ialah ke Purwakarta dan luar kota, seperti Cianjur, Subang, Karawang, Sukabumi, Bogor, Garut, dan Bandung. Camilan yang diproduksi Iding bahkan sudah dipasarkan hingga ke wilayah Sumatera.

Saat ini Iding tidak memproduksi camilan secara sendirian. Dia dibantu puluhan karyawannya.

“Untuk proses produksi kerupuk kulit ada 20 orang. Proses pengemasan dan pemasaran ada 25 orang. Keseluruhan karyawan di Purwakarta ada 45 orang,” kata Iding dikutip dari Ayo Purwakarta.

Selain di Purwakarta, para karyawan yang bekerja untuk Iding juga tersebar di berbagai daerah. Mereka bekerja di cabang penggorengan. Di Cikampek ada tujuh orang. Di Cianjur ada 12 orang. Di Sagalaherang Subang ada lima orang. Jangan bayangkan perjalanan Iding selalu mulus. Dia benar-benar harus bekerja sangat keras.

Iding menjelaskan, pembuatan kerupuk kulit dimulai sejak awal bahan dasar kulit sapi datang sekitar pukul 04:00 WIB. Kulit-kulit yang masih segar itu lantas dibersihkan agar tidak ada bulu dan lemak. Setelah bersih, kulit sapi itu lantas direbus. Proses selanjutnya ialah memotong kulit dan menjemurnya.

Semua proses pembuatan dilakukan secara natural dan tidak bahan kimia. Layaknya kisah sukses pengusaha pada umumnya, Iding juga menghadapi banyak kendala. Salah satunya ialah ketika pandemi virus corona melanda Indonesia.

Iding harus memutar otak dengan melakukan penyesuaian dengan cepat sehingga tetap bisa memproduksi kerupuk kulit. “Penyesuaiannya membuka cabang di berbagai daerah. Alhamdulillah mampu menyerap tenaga kerja juga,” ujar Iding.

Sebab, Iding harus menggunakan tabung gas dalam jumlah banyak sebagai bahan bakar. “Namanya kerupuk kulit harus benar-benar dikeringkan. Apabila setengah kering, bisa berlendir,” pungkasnya.