Ilustrasi. (Foto: Pexels)
Ilustrasi. (Foto: Pexels)

Jakarta, MNEWS.co.id – Victoria br Simanungkalit selaku Deputi Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi, mengharapkan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar dapat melakukan banyak riset. Riset tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat menjaga keberlangsungan usaha pelaku UMKM tersebut.

Victoria menjelaskan bahwa pihaknya mendorong para pelaku UMKM untuk melakukan riset kecil-kecilan guna untuk mengetahui siapa pesaing mereka dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen. Dirinya juga menambahkan bahwa selain mendorong UMKM untuk melakukan riset, pihaknya juga mendorong UMKM untuk lebih memperhatikan kemasan serta branding dari produk – produknya. 

Mewakili pemerintah,  Victoria menyadari bahwa institusinya tidak bisa bergerak sendirian maka dari itu pihaknya mencoba untuk bergerak aktif dalam merangkul komunitas – komunitas UMKM yang ada.

Selain itu langkah aktif yang juga telah dilakukan oleh pemerintah adalah membuka akses pendanaan, yaitu baik melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau juga melalui badan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB). Pada tahun 2018 telah tercatat KUR menyalurkan dana sebesar Rp 210 triliun, sementara LPDB menargetkan menyalurkan Rp 1,5 triliun untuk tahun 2019.

Victoria juga mendorong para pelaku UMKM agar dapat berkolaborasi dan juga mengembangkan koperasi yang ada di daerah – daerah. Dengan demikian, UMKM dapat memiliki saham di pabrik – pabrik yang telah mereka miliki.

Oleh karena itu pemerintah diminta agar dapat memperkuat kontribusi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang juga sebagai salah satu prioritas untuk melesatkan kinerja perekonomian sosial.

Karena UMKM merupakan dasar dari perekonomuan nasional, sebab pada tahun 2018 UMKM telah memberikan kontribusi sebesar 60,34 % untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional. Sementara untuk tahun ini pemerintah mengharapkan para pelaku UMKM dapat memberikan kontribusi sebesar 65% PDB atau sekitar Rp. 2.394,5 triliun.

Kontribusi tersebut masih dapat ditingkatkan guna mengingat peran UMKM terlebih untuk pasar ekspor Indonesia hanya mencapai 15,7 %. Karena berdasarkan pengalaman pada tahun 1998 dan 2012 telah membuktikan bahwa UMKM mampu bertahan dari krisis ekonomi dan menunjukkan dengan pertumbuhan positif yang telah dicapai oleh UMKM pada saat masa krisis tersebut.