Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki keinginan agar skala ekonomi para petani kopi dapat lebih ditingkatkan melalui wadah usaha, khususnya koperasi dalam rangka untuk meningkatkan daya saing di pasar global. 

“Petani kopi kalau hanya sendiri-sendiri dengan menawarkan produksi yang terbatas akan sulit bersaing mendapatkan harga tinggi. Lebih baik petani yang produksinya kecil berkumpul dan menjual produknya bersama lewat koperasi. Skala ekonominya lebih besar,” ujar Victoria br Simanungkalit selaku Deputi Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM yang dikutip dari Antaranews.

Victoria juga menambahkan bahwa Kemenkop dan UKM saat ini telah melakukan edukasi kepada para petani agar dapat memandang komoditas kopi sebagai sebuah industri. Maka dari itu Victoria juga mengungkapkan bahwa adanya kelembagaan usaha yaitu koperasi dapat menjadi sebuah solusi bagi para petani kopi. 

Dirinya menjelaskan bahwa koperasi sudah terbukti sebagai salah satu usaha bersama untuk kepentingan bersama bukan untuk kepentingan pemilik modal, sehingga para petani kopi dapat lebih meningkatkan skala ekonominya dengan bergabung dalam koperasi. Selain itu melalui koperasi petani juga menjadi lebih mudah untuk memahami mengenai struktur pasar kopi serta melakukan investasi dan juga meningkatkan nilai tambah dari komoditas yang mereka hasilkan.

Dhanny Rhismayaddi selaku Pendiri Koperasi Kopi Mitra Malabar mengungkapkan meskipun industri kopi saat ini begitu menggeliat tetapi petani kopi pada umumnya masih terbelenggu dalam kemiskinan. Dhanny pun menegaskan bahwa petani kopi hanya dapat bersaing jika mereka berkelompok atau bergabung dengan koperasi, namun para petani kopi yang tergabung dalam koperasi masih berjumlah sedikit.

“Dalam bentuk koperasi petani sangat diuntungkan. Tanpa koperasi, petani pasti dikerjain tengkulak,” ujar Dhanny. Menurutnya jika para petani begabung dalam koperasi, pastinya tengkulak akan semakin sulit melawan para petani yang terikat menjual hasil panennya ke koperasi dan hasil akhirnya harga kopi pun akan semakin membaik untuk para petani.

Dhanny juga menyebutkan bahwa harga green bean Rp70.000 – 150.000/kg, sementara harga cherry Rp5.500 – 7.500/kg. Para tengkulak biasanya akan mengambil kopi gabah dengan harga seperempat dari harga kopi green bean.