Tampilan produk Hoyo Cookies. (Foto: Hoyo Cookies)

Jakarta, MNEWS.co.id – Masa pandemi memberikan pelajaran penting pada pelaku usaha untuk bersikap kreatif di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Salah satu faktor terpenting adalah kreativitas membangun bisnis yang sesuai dengan passion.

Hal tersebut yang dirasakan oleh Stella Vianita saat memulai usaha kue kering bernama Hoyo Cookies bersama temannya, Melinda Clairine. Memiliki latar belakang pendidikan yang sama di bidang manajemen perhotelan, membuat keduanya yakin untuk mengolah dan membangun bisnis baking tersebut.

“Selain latar belakang yang sama, saya bersama dengan partner punya hobi yang memang mendukung kita merintis usaha ini. Saya suka membuat kreativitas barang yang lucu dan koleksi pita, sementara Melinda suka banget membuat kue, jadi klop buat disatukan,” kata Stella kepada M-News.

Tidak hanya itu, menjadi fresh graduate di tengah masa pandemi juga menjadi alasan keduanya membangun usaha Hoyo Cookies. Terlebih lagi masa pandemi juga sangat berdampak terhadap industri perhotelan dan pariwisata di Indonesia.

‘Hoyo’ berasal dari bahasa Jepang yang memiliki arti pelukan dan identik dengan memberikan kehangatan serta sebagai bentuk kasih sayang kepada orang lain. Sehingga Hoyo Cookies memiliki makna agar bisa merangkul para konsumennya dengan menyampaikan pesan ‘keep strong, you are not alone, let’s fight this together and be happy’ di tengah masa pandemi.

Inovasi pada produk menjadi salah satu keunikan dari Hoyo Cookies. Stella menjelaskan pihaknya berusaha untuk mengeluarkan berbagai varian rasa yang berbeda dan masih sangat sedikit di pasaran. Contohnya seperti nastar jeruk, sagu mocca, kastengel oregano, serta beberapa varian original dan klasik lainnya.

Selain varian rasa, Hoyo Cookies menghadirkan berbagai dekorasi hampers dan penamaan yang unik. Salah satu contohnya adalah hampers edisi Ramadan dan Lebaran yang bernama Kalbu, Syahdu, dan Rindu dengan memadukan nuansa hijau sebagai warna khas Lebaran, dan lilac yaitu warna yang sedang booming saat ini.

Stella menjelaskan yang membedakan usahanya dengan kompetitor adalah untuk paket atau varian hampers semua dibuat homemade. Mulai dari kue kering hingga hampers yang isinya bisa dikombinasi dengan barang lain sesuai dengan keinginan konsumen dan menyediakan free styling.

Harga produk Hoyo Cookies dibanderol mulai dari Rp40.000,- hingga Rp75.000,- untuk kue kering/jar, sementara hampers berkisar Rp120.000,- hingga Rp450.000,-.

Membangun usaha di tengah pandemi memang bukan hal yang mudah, salah satunya adalah perbedaan lokasi antara Stella dan sang partner yakni Malang dan Sidoarjo. Namun segala rintangan dan kendala tersebut bisa mereka atasi dengan membangun komunikasi yang baik antara satu sama lain.

Selain itu, sebagai pemain baru Stella mengakui dalam mengenalkan produknya ke pasar juga menjadi tantangan tersendiri baginya. Ia merasa sangat senang apabila konsumen merasa sangat terbantu dengan adanya Hoyo Cookies.

Stella menceritakan pengalamannya saat ada konsumen yang memesan engagement hampers secara mendadak dan membutuhkan waktu cepat. Akhirnya Ia pun membuat pesanan dengan mengedepankan kualitas walaupun dikerjakan dalam waktu singkat.

Respon yang Ia dapatkan pun sangat baik yaitu konsumen merasa sangat puas dengan hasilnya dan selalu repeat order produknya. Hal tersebut membuat Stella bersama sang partner menjadi semangat untuk terus menghadirkan produk dengan kualitas terbaik.

Agar usaha tetap eksis dan bertahan, Stella memiliki beberapa strategi mulai dari menjaga kualitas produk baik dari segi tekstur atau ukuran, hingga menjaga kepercayaan konsumen maupun calon pelanggan.  Ia pun berharap ke depannya Hoyo Cookies dapat semakin dikenal dengan pasar yang lebih luas dan akan merambah ke dunia hampers engagement.

Saat ini Hoyo Cookies melakukan pemasaran melalui direct dan indirect sales. Strategi direct sales dilakukan dengan menggunakan telemarketing dan sales call, sedangkan indirect yaitu secara online melalui Instagram, Facebook dan marketplace.