Ilustrasi uang elektronik. (Foto: Wealth How)

Jakarta, MNEWS.co.id – Survei yang dilakukan CORE Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang mengadopsi metode pembayaran menggunakan uang elektronik berbasis aplikasi merasa terbantu. Tak dipungkiri, digitalisasi bisa memberikan dampak positif terhadap laju bisnis.

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menyatakan hal tersebut terungkap dalam survei yang dilakukan oleh pihaknya terhadap 2.001 UMKM mitra di 12 kota di sebanyak delapan provinsi pada awal 2021.

“Hasil studi memperlihatkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM yang dijadikan responden merasa terbantu sejak bergabung di platform pembayaran digital,” kata Piter.

Piter memaparkan perbaikan yang dialami tidak hanya terkait fasilitas pembayaran non tunai sebagai alternatif bagi pelanggan yang ingin menghindari penggunaan uang tunai. Selain itu sebagian besar responden survei juga melaporkan peningkatan transaksi harian dan pendapatan bulanan, serta kini lebih sering menggunakan layanan perbankan.

Berdasarkan suervei, sebanyak 73 persen UMKM sekarang ini lebih sering menggunakan uang elektronik untuk bertransaksi. Sekitar 70 persen UMKM mengalami peningkatan transaksi harian dengan rata-rata kenaikan hingga 30 persen.

“Sementara ekosistem OVO seperti Grab juga memberikan dampak ekonomi sosial yang signifikan bagi UMKM di tengah pandemi Covid-19. Sekitar 91 persen pelaku UMKM yang disurvei telah terhubung dengan ekosistem luas OVO, dan mendapatkan manfaat nyata dengan rata-rata kontribusi ekosistem OVO mencapai 18 persen dari total penjualan mereka,” kata Piter.

Ekonom Senior dan Founder CORE Indonesia Hendri Saparini menjelaskan, dari survei CORE diketahui bahwa ternyata perilaku pelaku usaha dapat menyesuaikan dengan transformasi digital yang ada.

“Jadi, tidak perlu khawatir bahwa perubahan perilaku tidak diikuti oleh pelaku usaha, khususnya UMKM. Kenyataannya, pelaku usaha juga cepat mengadopsi inovasi di bidang digitalisasi pembayaran. Selanjutnya ini menjadi aset bagi pemerintah, karena digitalisasi pembayaran ini menghasilkan big data yang luar biasa,” pungkas Hendri.