Jakarta, MNEWS.co.id – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki meluncurkan program New PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu) sebagai upaya untuk mengembangkan koperasi, UMKM, dan pengusaha produktif. Ia meyakini program ini bakal mengakselerasi jumlah pelaku usaha mikro untuk naik kelas.
“Menjadi usaha menengah dan besar,” kata Teten dikutip dari siaran pers Kemenkop UKM.
Teten menjelaskan perubahan desain dari program lama yaitu PLUT menjadi New PLUT merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Pembaharuan PLUT ini, kata dia, juga menjadi tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mengevaluasi seluruh kebijakan di Kementerian Koperasi.
Menkop UKM menambahkan saat ini struktur ekonomi Indonesia masih didominasi oleh usaha mikro. Tercatat jumlah pelaku usaha mikro di Indonesia mencapai 99,6 persen. Untuk itu, pemerintah terus berupaya keras untuk mengurangi jumlah pelaku usaha mikro dari informal menjadi formal. Teten pun menyampaikan bahwa mendorong program-program pelatihan yang bersifat konvensional harus ditinggalkan.
“New PLUT dapat menjadi solusi bagi penyediaan program unggulan bagi pelaku usaha, karena di dalamnya terdapat inkubasi, konsultasi, bussiness matching hingga showcase bagi produk UMKM atau enterpreneur baru,” ungkapnya.
Menurut Teten, pendekatan melalui model inkubasi diharapkan mampu melahirkan pengusaha baru yang berkualitas. Selain itu, program ini juga diharapkan dalam melahirkan the future SME alias UMKM masa depan yang mampu bersaing baik di pasar domestik maupun pasar global.
Di sisi lain, Teten menyebut saat ini jumlah rasio kewirausahaan baru mencapai 3,55 persen dari total penduduk Indonesia. Rasio kewirausahaan Indonesia ini masih kalah jika dibandingkan dengan negara tetangga yang sudah mencapai 10 sampai 11 persen dari jumlah penduduknya. Bahkan, di Singapura rasio kewirausahaan sudah mencapai 8,5 persen dari total penduduknya.
Menghadapi kondisi ini, pemerintah pun menargetkan jumlah rasio kewirausahaan mencapai 3,95 persen persen di tahun 2024. Regulasi baru juga diterbitkan untuk mencapai target ini yaitu Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan yang resmi berlaku pada 3 Januari 2022 lalu.
“Perpres itu targetnya mencetak enterpreur baru dengan pendekatan inkubasi. Meski kita ada 64 juta pelaku UMKM tapi yang masuk kategori enterpreneur, baru 3,55 persen,” tambahnya.
Teten berharap dengan terbitnya Perpres tersebut akan menjadi terobosan untuk melakukan percepatan per tumbuhan dan rasio kewirausahaan di Indonesia. Perpres ini nantinya menjadi rujukan kementerian, lembaga, dan kepala daerah untuk menyusun program strategis terkait pengusaha.
Terakhir, Teten menekankan agar pelaku UMKM bisa memenangkan persaingan di pasar domestik atau internasional melalui digitalisasi. Sebab produk e-commerce hampir 50 persen dikuasai oleh produk impor.
Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM, Siti Azizah mengatakan saat ini PLUT yang terbangun mencapai 74 unit yang tersebar di 32 provinsi. Tahun ini akan dilakukan pembangunan PLUT di 13 Kabupaten kota dan merenovasi 7 unit PLUT.
Lalu sebagai pilot project, implementasi program New PLUT dilakukan di Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali dan Lampung. Diharapkan nantinya PLUT di seluruh wilayah di Indonesia dapat mengikuti dan melaksanakan program baru yang telah disusun.
Konsep New PLUT ini, kata Siti, diharapkan akan jadi tempat pendaftaran dan tempat perizinan UMKM, pusat pendampingan, hingga jadi rumah konsultasi.
“Serta jadi marketplace dan tempat bertemunya buyer dan seller dan co-working space bagi UMKM,” pungkasnya.