Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Bisnis.com)

Jakarta, MNEWS.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan realisasi sementara pertumbuhan ekonomi 2021 yaitu sebesar 3,7 persen. Angka tersebut lebih rendah dari level yang dipatok dalam anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN tahun 2021 yang mencapai 5 persen.

“Di bawah asumsi APBN, tapi ini baru data sementara, karena nanti yang pastinya di LKPP (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat),” kata Sri Mulyani dilansir dari siaran pers Kementerian Keuangan.

Di atas kertas, asumsi pertumbuhan ekonomi di APBN menang 5 persen. Tapi sejak Juli 2021, Sri Mulyani telah memprediksi asumsi ini akan lebih rendah yaitu 3,7 persen sampai 4,5 persen.

Selain pertumbuhan ekonomi, realisasi sementara inflasi yaitu 1,87 persen atau lebih rendah dibandingkan asumsi APBN 2021 yang sebesar 3 persen. Lalu, realisasi tingkat bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun yaitu 6,35 persen atau lebih rendah dari APBN yang sebesar 7,3 persen.

Selanjutnya, realisasi nilai tukar rupiah yaitu Rp 14.312 per dolar Amerika Serikat atau lebih kuat dari asumsi di APBN yang dipatok Rp14.600. Realisasi harga minyak mentah Indonesia juga US$ 68,5 per barel, naik dari asumsi APBN yang sebesar US$ 45 per barel.

Realisasi lifting minyak turun jadi 662 ribu barel per hari atau lebih rendah dari asumsi APBN yang sebesar 705 ribu barel per hari. Terakhir, lifting gas juga terealisasi 982 ribu barel setara minyak per hari dan juga lebih rendah dari asumsi yang sebesar 1 juta barel setara minyak per hari.

“Untuk lifting minyak dan gas ada di bawah asumsi, ini yang mempengaruhi dari sisi produksi. Jadi kalau pun harganya naik, kita dari sisi produksi lebih rendah,” pungkasnya.