Peneliti kebijakan dan manajemen iptek LIPI Purnama Alamsyah dalam diskusi publik soal revolusi industri 4.0 yang diadakan LIPI di Jakarta Selatan, Kamis (12/12/19) (Foto: Prisca Triferna)
Peneliti kebijakan dan manajemen iptek LIPI Purnama Alamsyah dalam diskusi publik soal revolusi industri 4.0 yang diadakan LIPI di Jakarta Selatan, Kamis (12/12/19) (Foto: Prisca Triferna)

Jakarta, MNEWS.co.id – Revolusi industri 4.0 mampu memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Hal tersebut diungkapkan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Purnama Alamsyah  dalam acara dialog publik mengenai kesiapan Indonesia hadapi Revolusi Industri 4.0 yang diadakan di Jakarta, Kamis (12/12/19).

“UKM merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. UKM menyumbang 99 persen dari seluruh bisnis yang ada, memperkerjakan 89 persen angkatan kerja sektor swasta dan berkontribusi 57 persen pada produk domestik bruto (PDB),” katanya.

Revolusi Industri 4.0 merupakan era di mana terjadi tren otomasi dan digitalisasi dengan hampir semua besar proses akan melalui sistem internet untuk menghasilkan sistem pabrik yang cerdas.

Perkembangan revolusi industri yang terbaru juga berjalan secara masif dibandingkan generasi sebelumnya yang menyebabkan adanya dampak signifikan bagi berbagai sektor dan pekerjaan yang ada saat ini, termasuk sektor UKM.

Pasar digital serta layanan online yang termasuk dalam Industri 4.0, memungkinkan pemberdayaan UKM dengan cara yang luas termasuk dalam hal bertransaksi, menurut Purnama.

Kehadiran Revolusi Industri 4.0 juga menghadirkan teknologi disruptif seperti kecerdasan buatan, internet of things (IoT), kendaraan otonom dan rekayasa genetika yang akan memberikan dampak kepada sistem sosial, ekonomi dan politik yang ada saat ini.

Dudi Hidayat, Kepala Pusat Penelitian Kebijakan dan Manajemen Iptek dan Inovasi LIPI mengatakan, dampak Revolusi Industri 4.0 kepada tiap negara juga berbeda satu dengan lainnya. Hal itu disebabkan karena negara berkembang dan negara maju, menurut dia, memiliki realitas perekonomian yang unik dan tidak bisa dibandingkan satu sama lain.

“Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki realitas ekonomi sendiri serta kondisi sosial dan politik yang berbeda sehingga perlu solusi yang sesuai dan tepat,” katanya.

LIPI mengadakan dialog publik berjudul “Revolusi Industri 4.0: Siapkah Indonesia?” untuk memaparkan hasil penelitian terkait kesiapan Indonesia menghadapi Revolusi Industri 4.0 sekaligus memberikan rekomendasi kebijakan untuk segala pemangku kepentingan.