Bandar Lampung, MNEWS.co.id – Batok kelapa biasanya dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Meza Dianto, warga Desa Sebarus Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat ini mengubah batok kelapa itu disulapnya menjadi benda-benda bernilai seni dan bernilai ekonomis.
Dengan cekatan dan kreativitas tinggi, Meza memoles batok- batok kelapa yang sebelumnya dia kumpulkan dari warga menjadi beberapa bentuk kreasi. Kebanyakan hasil karyanya berupa wadah lampu hias kamar dan ruang tamu, asbak, gantungan kunci dan cincin.
Ia juga membuat kreasi yang unik dengan sentuhan budaya antara lain ikon Lampung Barat berupa Tugu Liwa atau Kayu Agha. Meza mengaku sudah memasarkan karya seninya tersebut hingga ke beberapa provinsi di Pulau Jawa seperti Surabaya, Semarang, Jakarta hingga Pulau Bali.
Hasil kerajinannya juga sering di kirim ke beberapa hotel di Lampung Barat dan pesisir barat sebagai merchandise bagi pengunjung khususnya dari luar negeri. Pada hari-hari biasa, omzet yang dihasilkan dapat mencapai Rp5 juta per bulan. Namun di tengah pandemi covid-19, keuntungan menurun drastis hingga Rp200.000 per bulan.
Penjualan yang sepi membuat Meza memanfaatkan media sosial untuk memasarkan hasil karyanya. Ia membanderol karyanya dengan harga antara puluhan ribu hingga jutaan rupiah.