MNEWS.co.id – Diplomasi kuliner dapat menjadi strategi yang efektif dalam memperluas pangsa pasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Dengan memanfaatkan kekayaan kuliner Nusantara, pelaku UMKM dapat membuka pintu menuju pasar internasional yang lebih luas.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengatakan, pengeluaran rata-rata wisatawan nusantara sebesar 17 persen untuk makan minum, belanja 12,44 persen, dan suvenir 5,4 persen. Sedangkan wisatawan mancanegara 21,94 persen untuk kuliner, 10 persen untuk belanja, dan 3,2 persen untuk suvenir.
“Saya melihat peningkatan tren menarik dari tahun ke tahun untuk makan dan minum (Food and Beverages). Ini menjadi modal kita untuk melebarkan dan meningkatkan nilai tambah UMKM di tanah air dengan cara diplomasi kuliner,” ujarnya dikutip MNEWS.co.id dari keterangan pers Kemenparekraf.
Angela menjelaskan, Kemenparekraf mendukung pengembangan industri kuliner, karena dari 17 subsektor ekonomi kreatif, kuliner penyumbang PDB ekraf terbesar secara konsisten.
Berdasarkan data, subsektor kuliner menyumbang Rp455,44 triliun atau sekitar 41 persen dari total PDB ekonomi kreatif sebesar Rp1.134,9 triliun pada tahun 2020. Dan juga penyerap tenaga kerja terbesar di bidang ekonomi kreatif sebesar 9,5 juta. Bila dilihat dari potensi, kuliner juga sebagai langkah untuk melestarikan dan diplomasi budaya melalui gastronomi juga membantu promosi pariwisata Indonesia.
“Oleh karena itu, Kemenparekraf memiliki berbagai program untuk mendukung industri kuliner di Tanah Air, demi meningkatkan resiliensi pelaku kuliner selama pandemi dengan digitalisasi dan untuk meningkatkan daya saing, baik secara nasional maupun global salah satunya melalui program Spice Up the World.
Program Indonesia Spice Up The World memiliki dua misi utama, yakni untuk mendorong pengembangan potensi bumbu atau rempah-rempah di Indonesia hingga dikenal di kancah internasional. Selain itu, program tersebut juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan restoran asli Indonesia di luar negeri.