Jakarta, MNEWS.co.id – Di tengah pandemi Covid-19, berbagai pihak melakukan upaya masing-masing untuk memeranginya sekaligus mengurangi dampak buruk dari aspek kesehatan maupun ekonomi. Dalam hal ini MRT Jakarta melakukan berbagai langkah untuk keduanya.
Untuk aspek kesehatan, sejak awal MRT menerapkan protokol yang ketat, baik untuk penumpang maupun karyawan. Misalnya mereka menerapkan jaga jarak, pembatasan jumlah penumpang, penggunaan masker dan hand sanitizer, maupun larangan berbicara dan menggunakan handphone bagi pengguna MRT.
Sementara untuk sisi ekonomi, di tengah banyaknya pekerja yang kena PHK pada pembangunan proyek fase dua, MRT memberikan kesempatan bekerja bagi orang-orang yang ahli di bidangnya khususnya yang berkaitan dengan masalah infrastruktur. Mereka yang akan dilibatkan proses konstruksi MRT fase dua tersebut mayoritas adalah tenaga konsultan hingga konstruksi.
J.B. Hendra Prakosa S, Non Rail Business Partnership Dept Head PT MRT Jakarta memaparkan MRT tidak hanya fokus membangun dan mengoperasikan dalam transportasi, namun juga mengembangkan serta mengelola layanan baru baik di stasiun hingga depo dan kawasan sekitarnya.
Salah satunya melalui Divisi Commercial dan Retail yang meliputi pengelolaan usaha di dalam dan sekitar stasiun seperti layanan infrastruktur telekomunikasi, periklanan, pemanfaatan ruang usaha untuk gerai retail, UMKM, perbankan, vending machine, dan lain-lain yang membutuhkan ruang.
Sedangkan untuk di sekitar stasiun seperti area transit dengan transportasi publik atau pelaksanaan kegiatan (event) di sekitar stasiun, serta mengoptimalkan aset sarana, prasarana, dan ekosistem yang dimiliki oleh PT MRT Jakarta (Perseroda).
Hendra mengatakan dari segi departemen retail MRT Jakarta memiliki dua kapital yaitu market dan network. Untuk market dilihat dari sisi ridership, member loyal MRT, hingga warga di sekitaran Kawasan Berorientasi Transit (TOD) atau stasiun.
Mereka merupakan target market yang bisa dikembangkan tergantung dari mitra MRT, kalau dari sisi retail contohnya startup dengan melihat peluang kesempatan yang ada. Para mitra startup tersebut mencoba untuk mengembangkan layanan yang ada kepada target market di sekitaran MRT.
“Market MRT itu sangat besar dilihat dari stasiun kita dari Lebak Bulus sampai Bunderan HI. Dan itu merupakan market yang besar dan punya target pasar yang luas, sehingga kesempatan itu bisa dimanfaatkan,” katanya dalam kegiatan DiaRi episode 11 bertajuk ‘Bangkit Bersama UMKM’ yang diadakan oleh MRT Jakarta secara daring, Kamis, (26/7/21).
Selanjutnya dari sisi network, saat ini MRT Jakarta sedang mengembangkan Fase 2A dan 2B meliputi jalur baru dari Sarinah Thamrin hingga Ancol. Menurut Hendra, hal ini merupakan peluang kesempatan yang dapat dikembangkan bagi mitra MRT. Melalui Departemen Retail, MRT Jakarta akan membantu dengan memberikan akses ekosistem untuk bisa dikembangkan.
Hendra menambahkan, selama pandemi pihaknya juga menghadirkan berbagai program sebagai bentuk dukungan perseroan terhadap pelaku UMKM yang terdampak. Beberapa program yang dihadirkan MRT Jakarta yaitu MRTJ Incubator dan Akselerator yang mendukung pertumbuhan bisnis rintisan digital (startup) dan pelaku usaha di Indonesia terutama pada masa pandemi.
MRTJ Incubator merupakan program untuk membantu perusahaan startup dan pelaku usaha skala kecil dengan tahap inkubasi dan mencoba mengembangkan produk atau layanan tertentu. Kegiatan ini memberikan akses kepada perusahaan startup dan pelaku usaha mengenai bisnis yang dilihat dari segi produk, marketing, sistem operasional, dan teknologi untuk dibantu kembangkan bersama MRT.
“Nantinya kalau produknya sudah jadi akan dilakukan marketing testing selama 3 bulan melalui MRT seperti aplikasi dan media sosial sehingga para penumpang MRT bisa mencoba produk-produk yang ditawarkan pelaku usaha atau startup tadi,” tambahnya.
Sementara itu, MRTJ Akselerator merupakan program yang dibentuk untuk mencari peluang kerja sama dengan startup dan pelaku usaha pada level besar. Beberapa poin yang dilihat mulai dari manajemen yang baik, strategi pemasaran yang tepat, hingga target market yang dituju. Ketika perusahaan startup dan pelaku usaha masuk di program ini, MRT akan mengakselerasi dan mengevaluasi dari model bisnis yang mereka punya.
Para perusahaan startup dan pelaku usaha juga akan dibantu melalui aktivasi lewat media sosial MRT untuk mempromosikan sekaligus mem-branding produk yang ditawarkan. Menurutnya, dengan melakukan branding melalui media sosial MRT diharapkan agar produk yang ditawarkan bisa dicoba dan diterima oleh konsumen.