Servantina Bunga, pemilik bisnis gamis anak lewat label Shahiahijab. (Foto: dok. Shahiahijab)

Ngawi, MNEWS.co.id – Kekuatan teknologi dan kegigihan untuk berinovasi membantu pebisnis Servantina Bunga dari Ngawi, Jawa Timur untuk memasarkan produk fesyen muslim ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina.

“Saya enggak menyangka produk anak desa, di kampung Ngawi, sebuah kota kecil, enggak kalah saing ketika di luar negeri,” kata Bunga.

Bunga yang merintis bisnis Shahia Hijab sejak 2018 terdorong membuat gamis dan hijab anak, setelah memiliki seorang putri dan merasa kesulitan mencari kerudung dan gamis yang cocok untuk buah hatinya.

Ia fokus memasarkan produk hasil kolaborasi dengan penjahit-penjahit lewat e-commerce yang menyediakan layanan program ekspor. Produknya tak cuma bisa dibeli konsumen dalam negeri, tapi juga konsumen di Malaysia, Singapura dan Filipina.

Setelah sekitar setahun mengikuti program ekspor, Ia bisa membaca selera pasar yang khas dari setiap negara. Konsumen Filipina menyukai setelan gamis, sementara konsumen di Malaysia menyukai baju kurung sehingga produk setelan dengan bawahan berupa rok jadi primadona. Sementara konsumen di Singapura rata-rata menyukai setiap koleksi terbaru yang disebut sesuai dengan selera mereka.

Membuat strategi yang tepat dan selalu berinovasi jadi kunci Bunga dalam bertahan di tengah pandemi yang sempat membuat penjualannya loyo. Ia mengatakan, fitur-fitur yang disediakan oleh e-commerce termasuk “kampus” untuk memberi pendidikan berbisnis bagi penjual harus selalu dimanfaatkan. Masa-masa promosi rutin seperti diskon Ramadhan atau diskon tiap bulan harus selalu dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Menyediakan pasokan yang cukup adalah kunci utama agar kesempatan emas di saat orang-orang getol berbelanja tidak disia-siakan. Kualitas produk juga selalu ditingkatkan. Promosi yang gencar di media sosial dan e-commerce juga tak boleh dilewatkan. Fitur-fitur menarik seperti gratis ongkos kirim juga “harga coret” alias memberi diskon jadi salah satu cara menarik minat konsumen.

Kenaikan itu sangat berarti bagi bisnis fesyen selama pandemi, terutama karena busana bukan pengeluaran utama di tengah aktivitas yang lebih banyak di rumah saja setahun belakangan.

Sebelum pandemi, penjualannya meningkat 10 kali lipat ketika bergabung dengan e-commerce. Meski kenaikannya tidak sebesar sebelum pandemi, Bunga merasakan juga dampak signifikan karena melalui e-commerce jangkauan konsumen juga jauh lebih luas. Sebelumnya Shahiahijab hanya fokus berjualan di sekitar rumah, kini mereka menjangkau konsumen dari berbagai provinsi.

Ia mencoba berinovasi dengan rutin mengeluarkan produk baru per tiga hari, entah itu varian baru atau stok baru dari koleksi lama yang sudah terjual habis. Memikirkan ide-ide baru agar konsumen tidak bosan adalah tantangan yang dijalani setiap hari, tapi ia tidak bosan menerapkan prinsip amati-tiru-modifikasi dalam berkarya.

Ke depannya, Shahiahijab akan terus optimistis dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan toko, serta tidak henti mengeluarkan produk-produk unggulan untuk konsumen di Indonesia dan luar negeri, dan memperlihatkan bahwa produk lokal pun tidak kalah saing dan mampu merebut hati masyarakat Indonesia, bahkan hingga yang berada di negara lain.