Pekalongan, MNEWS.co.id – Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian mendorong pelaku usaha kecil mikro dapat menghasilkan produk yang berdaya saing. Khususnya sektor kerajinan batik dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
E Ratna Utarianingrum, Direktur IKM Kimia, Sandang, Kerajinan, dan Industri Aneka Kemenperin mengatakan kondisi pandemi saat ini pelaku usaha harus bisa beradaptasi dan bertahan dengan perubahan yang ada. Perubahan tersebut bisa menjadi tantangan bagi mereka untuk bisa meningkatkan kualitas usaha.
Ia menegaskan pelaku bisnis baik di bidang industri maupun jasa merasakan dampak yang signifikan dengan kondisi sekarang ini sehingga mereka harus terus melakukan inovasi agar usahanya mampu bertahan. Namun saat ini perkembangan segmen pasar khususnya kain dan produk batik justru semakin luas, baik secara usia maupun kelas sosial.
“Produk batik telah bermetamorfosis menjadi berbagai produk busana, kerajinan, dan dekorasi rumah yang memiliki nilai tambah tinggi. Selain itu, sektor industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) juga merupakan salah satu sektor industri padat karya,” kata Ratna.
Kemenperin telah melakukan berbagai kegiatan yang bersifat pembinaan dan pendampingan secara daring yang bertujuan memberikan kiat- kiat dan teknik bagi para pelaku IKM agar dapat bertahan dan mengembangkan bisnisnya.
Sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap pelaku IKM melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah menyerahkan bantuan mesin dan bimbingan teknis pada 25 IKM Pekalongan Trian agar usaha mereka terus tumbuh dan berkembang.
“Berdasar data BPS, profil usaha mikro dan kecil sebanyak 831.269 unit. Adapun kinerja ekspornya pada periode Januari 2020 hingga Juni 2020 telah mencapai USD3,38 miliar,” tambahnya.