Ilustrasi Komoditas Pangan Lokal.(Foto: Tempo)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Pertanian telah menyiapkan tiga strategi utama agar komoditas pangan lokal dapat lebih eksis dan tidak tergerus oleh serbuan produk impor. Pasalnya, produksi pangan dalam negeri juga harus bisa dimanfaatkan oleh industri makanan dan minuman sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi, mengatakan, strategi pertama yang diupayakan Kementan yakni dengan meningkatkan produksi bahan baku. Sebab, hanya dengan peningkatan produksi, penetrasi pangan lokal dalam rantai pasok industri dalam negeri bisa terjadi.

Selanjutnya yang kedua yaitu, memperbaiki akses masyarakat terhadap pangan lokal kita. Masyarakat yang Ia maksud adalah dari segi industri pengolahannya.

Agung mengatakan, akses yang paling menjadi perhatian pemerintah yakni akses bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang makanan minuman. Agung mencatat jumlah UMKM sektor itu saat ini mencapai sekitar 1,3 juta yang siap untuk naik kelas ke skala yang lebih luas.

“Kita harus buka pasar untuk mereka dan mempermudah UMKM mendapatkan itu produksi pangan kita,” ujarnya.

Ia menambahkan pembukaan akses itu salah satunya dilakukan dengan membuka gerai-gerai fisik yang khusus menyediakan produksi pangan langsung dari petani. Selain itu, Kementan dalam beberapa waktu terakhir terus melakukan penjajakan dengan platform e-commerce untuk membuat pasar pangan lokal secara daring.

Menurutnya, salah satu platform yang telah digandeng yakni Bukalapak, Tokopedia, serta Gojek.

Dan yang terakhir,  yaitu dengan melakukan promosi formal dan informal. Promosi formal dilakukan dengan menggaet Kementerian Dalam Negeri dan kepala daerah untuk mendorong masyarakat mengonsumsi pangan lokal.

“Promosi informal melalui kanal media sosial yang ada. Kami juga kerja sama dengan dokter-dokter ahli pangan dan gizi. Dengan program-program ini kita harap industri pangan lokal semakin berkembang,” ujar Agung.

Adapun promosi secara informal di antaranya melalui berbagai kanal plafrom media sosial serta kampanye-kampanye kreatif yang menyasar generasi milenial. Kementan juga aktif mengampanyekan tagline untuk mendorong konsumsi pangan lokal seperti “Kenyang Gak Harus Nasi”, “Sehat Dengan Pangan Lokal” dan “Be Smart, Eat Smart“.