Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Perindustrian bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) mendorong pelaku industri kecil menengah (IKM) sektor kerajinan bisa berperan dalam rantai pasok global. Untuk itu, diperlukan upaya memperkuat struktur manufaktur sekaligus meningkatkan daya saingnya.
Gati Wibawaningsih, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin menjelaskan, berdasarkan hasil Musyawarah Nasional (Munas) Dekranas, organisasi tersebut merangkul lebih banyak stakeholder demi memperkuat upaya pengembangan industri kerajinan di Indonesia.
Dalam memacu daya saing IKM di sektor kerajinan dan fesyen, dibutuhkan langkah sinergi bersama dari para pemangku kepentingan terkait. Tidak hanya triple helix, tapi juga pentahelix, yaitu akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media, ungkapnya.
Ia menambahkan semua pihak tersebut akan berupaya memperluas akses pasar dan mengakselerasi penerapan industri 4.0 di sektor kerajinan. Jadi, selain dipasarakan secara offline, juga mulai gencar ke arah online karena kondisi pandemi saat ini. Oleh karena itu, ekosistem perlu dikuatkan untuk mengangkat potensi kerajinan Indonesia, tuturnya.
Guna membuat produk industri yang kompetitif, Gati menyampaikan, perlu adanya ketersediaan bahan baku, pemanfaatan teknologi, penguatan kualitas SDM, dan alur distribusi ke pasar yang lancar. Dari sini, pasar produk kerajinan bisa diserap dari belanja negara (APBN dan APBD) melalui jaringan Dekranas dan Dekranasda (provinsi, kabupaten/kota), paparnya.
Dekranasda harus mampu menjadi kurator bagi produk unggulan daerahnya. Hal ini bisa sekaligus mempromosikan kemampuan dari masing-masing daerah di berbagai kesempatan, seperti pada acara Munas Dekranas. Artinya, mereka akan menjadikan dirinya sebagai ruang pamer. Kalau bagus, berarti sukses membina pengrajin di daerahnya, ujarnya.
Maka dari itu, tugas para pengurus Dekranasda sebagai kurator juga meningkatkan pemakaian dan citra produk kerajinan unggulan dari daerah masing-masing. Kami melihat, penggunaan produk asing kini sudah mulai tergerus, mereka lebih mengutamakan produk daerah masing-masing, tandasnya.
Terlebih saat ini produk kerajinan nasional mampu bersaing dengan barang impor dan telah banyak diminati oleh konsumen mencanegara. Pasar ekspor kerajinan paling banyak ke Eropa, Amerika Serikat, dan negara Asia lainnya, ungkap Gati.
Di tengah pandemi Covid-19, Dekranas telah memberikan bantuan sembako untuk perajin binaannya di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini merupakan langkah cepat untuk meringankan beban yang dirasakan langsung oleh para perajin di dalam negeri.
“Di masa adaptasi baru, Dekranas juga tetap menunjukkan kepeduliannya dengan memberikan bantuan masker dan sembako kepada perajin batik Betawi di wilayah DKI Jakarta,” kata Gati.