Ilustrasi Sampah Plastik. (Foto: Unsplash/Nick Fewings)

Jakarta, MNEWS.co.id –  Sampah masih menjadi salah satu masalah terbesar yang mencemari lingkungan Indonesia. Hampir semua wilayah di Indonesia mengalami kendala dalam mengelola sampah.

Terlebih penggunaan sampah plastik dalam jumlah besar harus diiringi dengan sistem pengelolaan sampah yang baik. Hal ini berguna untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang tercecer, sehingga berdampak terhadap pencemaran lingkungan. Membangun sistem pengelolaan sampah yang baik harus dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu rumah.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (B3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati memberikan penjelasannya.

Rosa mengajak setiap orang untuk menyediakan beberapa tempat sampah untuk dikelompokkan berdasarkan jenis sampah di rumah. Sampah plastik yang bisa didaur ulang ditempatkan sendiri. Begitu juga sampah lainnya. Misal, sampah organik dan beracun ditempatkan di tempat sampah terpisah.

“Kita sediakan tempat sampah yang kita dedikasikan sendiri. Ada yang untuk botol, kertas, dan sampah basah,” ungkapnya.

Sampah plastik dengan tingkat keberhasilan daur ulang tinggi adalah plastik polyethylene terephthalate (PET). Jenis plastik ini biasanya digunakan pada kemasan air minum, galon, dan pembungkus makanan.

Tempat sampah tersebut bisa diletakkan di lahan khusus pembuangan sampah, baik di dalam rumah atau dekat dengan gerbang luar. Sampah plastik yang sudah terkumpul bisa dikirimkan langsung ke bank sampah. Ada juga petugas kebersihan yang mendatangi langsung ke rumah.

Upaya memilah sampah dari rumah ini akan sangat membantu meringankan tugas pengelola sampah sebelum diserahkan kepada industri daur ulang untuk dijadikan bahan baku daur ulang. Selama ini, sampah kerap tercampur, sehingga menimbulkan bau. Industri juga enggan mengambilnya.

Dengan memilah sampah di rumah sebelum membuangnya, masyarakat akan memetik dua manfaat sekaligus, yaitu turut menjaga kebersihan lingkungan dan mendapatkan uang.

“Masyarakat bisa mendapatkan nilai ekonomis dari memilah sampah dan menyetornya ke bank sampah. Begitu juga perusahaan daur ulang, bisa mendapatkan bahan baku dari daur ulang sampah,” ungkapnya.