Gastrodiplomasi Indonesia untuk Tembus Pasar Kuliner Mancanegara
Gastrodiplomasi Indonesia untuk Tembus Pasar Kuliner Mancanegara. (Foto: Liputan6)

Jakarta, MNEWS.co.id – Pemerintah berupaya mempromosikan nama Indonesia agar semakin dikenal di kalangan internasional. Salah satunya caranya adalah dengan gastronomi diplomasi (gastrodiplomasi), yakni instrumen diplomasi untuk memperluas kuliner nusantara di mancanegara. 

Negara yang dibidik melalui strategi ini di antaranya adalah Vietnam. Konsul Jenderal RI Ho Chi Minh City, Hanif Salim mengatakan, ada sejumlah peluang dan tantangan penetrasi kuliner Indonesia di negara tersebut.

Menurutnya, Vietnam memiliki jumlah penduduk yang besar dengan 97 juta jiwa. Selain itu, belanja konsumen negara itu pun besar. Rata-rata masyarakat Vietnam membelanjakan sepertiga pendapatan mereka untuk makan dan minum di luar rumah dan dikenal sangat loyal. 

Pada 2019, belanja konsumen negara ini mencapai US$ 185 miliar dan tahun ini diproyeksikan tumbuh  7,9% melebihi pertumbuhan Indonesia yang sekitar 5,5%. Sehingga, karakteristik budaya masyarakat Vietnam bisa menjadi penggerak utama pangsa pasar kuliner Indonesia.

“Tradisi pesta kebersamaan dengan makan dan minum mewah hingga sikap konsumtif sangat tinggi. Wisata kuliner bisa tumbuh signifikan di sini,” ujar Hanif dalam forum diskusi daring, Selasa (29/09).

Meski demikian, kuliner Indonesia belum banyak dikenal di Vietnam, bahkan kalah populer dibandingkan Thailand, Malaysia dan Singapura. Hal ini terlihat dari jumlah restoran yang ada di negara itu. Sampai saat ini, restoran asli Indonesia baru ada 2 gerai, sedangkan restoran Thailand berjumlah 40, Malaysia 9 gerai dan Singapura 6  gerai restoran.

“Kendala utama ada pada mahalnya biaya sewa gedung atau tempat di sana. Untuk buka di daerah utama, biaya sewa bisa US$ 15.000 (Rp 223 juta). Mahal sekali, sehingga memerlukan kerja sama,” katanya.

Menurut Hanif, Indonesia bisa mengalahkan Thailand sebagai ikon kuliner Asia Tenggara asalkan memiliki strategi yang tepat. Belajar dari penetrasi kuliner Indonesia di negara lain, setidaknya ada konsep yang harus dimiliki.

Konsep tersebut antara lain memiliki cita rasa yang disukai semua kalangan (universally dellicious), unik, penyajian menarik (estetical placing), dan mempromosikan budaya (promoting culture).

Empat konsep ini yang menjadi jadi patokan waraalaba Indonesia di Australia. Hingga kini, sudah ada 140 restoran Indonesia di Negeri Kanguru.

Sedangkan gastrodiplomasi di Perancis, kuliner Indonesia masuk dengan jenis masakan yang terencana dan memiliki konsep hulu-hilir. Selain itu, masakan Indonesia juga disesuaikan dengan gaya Prancis, tanpa menghilangkan cita rasa. Alhasil, dengan strategi ini terdapat 22 restoran Indonesia di Negeri Menara Eiffel dengan menu utama yang masuk antara lain, sate ayam, gado-gado, nasi goreng, rendang, dan kuliner Jawa.

Sumber: Katadata.co.id