Gandeng MBN, Kemkop dan UKM Genjot Kontribusi UMKM di Tingkat Global. (Foto: Kemenkop UKM)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menargetkan kontribusi UMKM ke Produk Domestik Bruto (PDB) maupun target ekspor meningkat, terutama melalui pola kerja sama kemitraan lembaga dan e-commerce.

Salah satunya diwujudkan dalam penandatanganan kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Kemenkop UKM dan PT Mitra BUMDES Nusantara (MBN) terkait pengembangan pemasaran produk serta pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Serta MoU antara MBN dengan PT Mitra Enabler Indonesia (Ralali.com), PT Gerbang Nusantara dan Direktur PT Nusapangan Sukses Makmur.

Sekretaris Kemenkop UKM, Arif Rahman Hakim mengatakan penting untuk mewujudkan kontribusi UMKM pada pertumbuhan ekonomi nasional. Di 2021, kontribusi UMKM ke PDB mencapai 62 persen dan ditargetkan naik menjadi 63 persen pada tahun depan.

Sementara kontribusi UMKM untuk ke ekspor saat ini berada di angka 15,2 persen dan diharapkan naik menjadi 15,8 persen pada 2022. “Mudah-mudahan lewat pola kemitraan ini, kontribusi UMKM dan daya saing makin terdongkrak,” kata Arief dikutip dari siaran pers Kemenkop UKM.

Arif menjelaskan beberapa ruang lingkup kerja sama dengan MBN meliputi pembangunan factory sharing pelaku UMK  agar masuk rantai pasok nasional bahkan global. Khususnya di sektor pangan, pertanian, perkebunan oleh usaha menengah maupun besar akses pasar lebih mudah dan terbuka lebar.

“Untuk itu, kontribusi UMKM ke pertumbuhan ekonomi bisa ditingkatkan,” ungkapnya.

Ia berharap program prioritas di 2021-2022 memberi sumbangan UMKM ke pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Program tersebut meliputi program basis data tunggal, program kemitraan seperti MBN serta program perluasan akses pasar dan pengembangan katalog UMKM.

Lalu program pola pendampingan. Nantinya biaya pendampingan usaha mikro diubah dari informal ke formal, dengan mempermudah izin usaha maupun sertifikasi. “Selanjutnya program prioritas target pengembangan wirausaha produktif dari kisaran 3,6 persen menjadi empat persen,” pungkasnya.