Kain songke, kerajinan tenun khas Manggarai Barat. (Foto: citraindonesiaku.blogspot.com)

MNEWS.co.id – Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur menyebut, produk kerajinan tenun atau songke Manggarai banyak dipilih oleh wisatawan Nusantara (wisnus) yang berkunjung untuk dijadikan sebagai suvenir atau cendera mata.

“Dari hasil survei yang dilakukan dinas pada tahun 2022, responden wisnus banyak menyukai kerajinan tenun/songke sebagai cendera mata dari Manggarai Barat,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Pius Baut, dikutip MNEWS.co.id dari Antara.

Pius mengungkapkan, dalam Survei Kepuasan Pengunjung Manggarai Barat 2022 yang dilakukan oleh pihaknya, menunjukkan bahwa 73 persen responden wisnus membeli cendera mata di Manggarai Barat.

Dari 73 persen yang membeli cendera mata, tenun/songke Manggarai paling banyak dipilih oleh responden dengan angka 27 persen, lalu diikuti pakaian sebanyak 26 persen, dan produk pertanian sebanyak 14 persen.

“Dari Rp10 juta yang dibelanjakan wisatawan di Labuan Bajo, sebanyak Rp1,5 juta untuk beli suvenir. Ini berdampak baik pada pelaku usaha di bidang UMKM,” ujar Pius.

Pius menyebut, kecenderungan memilih cendera mata ini sangat berdampak pada jumlah pengeluaran uang wisatawan di Labuan Bajo.

Dia melihat, suvenir yang ada di Manggarai Barat bersumber dari masyarakat, sehingga peredaran uang yang terjadi tentu akan berdampak pada oeningkatan ekonomi warga.

“Kalau rata-rata Rp1,5 juta itu dikalikan dengan 170 ribu wisatawan yang datang per 2022, sudah ada berapa ratus miliar yang dibelanjakan untuk suvenir. Ini akan berdampak pada peningkatan ekonomi,” ungkapnya.

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Koperasi dan UMKM Manggarai Barat terus aktif melakukan pendampingan terhadap UMKM, khususnya tenun atau songke.

Selain terlibat dalam pengembangan UMKM dengan produk songke, dinas tersebut juga memberi pelatihan khusus untuk produk turunan tenun seperti anting, gelang, kalung, syal, tas, dan beberapa produk aksesori lainnya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Koperasi dan UMKM Manggarai Barat, Theresia Asmon berharap, upaya yang telah dilakukan pemerintah daerah dapat menjadi dukungan bagi pengembangan UMKM dan peningkatan ekonomi keluarga para pelaku usaha.

“Kami latih khusus untuk menghasilkan produk turunan seperti tas dan aksesori lain. Apalagi sekarang bagasi berbayar. Jadi kami selalu berupaya agar ada cendera mata yang bisa dibawa pulang tanpa memikirkan bagasi,” ungkap Theresia.