Penanggung jawab galeri Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Diskop dan UMKM) Kabupaten Jayapura Yuni Mara saat menunjukkan salah satu suvenir noken di gelari UMKM. (Foto: ANTARA/Yudhi Efendi)

MNEWS.co.id – Dukungan fasilitas internet dan aplikasi pendukung menjadi kebutuhan penting bagi Galeri UMKM yang dikelola oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (Diskop UMKM) di Kabupaten Jayapura, Papua untuk meningkatkan volume penjualan suvenir dan kerajinan tangan khas daerah setempat.

Dilansir dari Antara, Yuni Mara selaku penanggung jawab galeri Diskop UMKM mengatakan, kerajinan tangan mama-mama orang asli Papua dari wilayah Sentani, Depapre, Waibu, dan Genyem ditampung terlebih dahulu untuk kemudian dipasarkan kembali.

“Kami tampung barang-barangnya kemudian kami pasarkan kembali dan setelah barangnya laku, mama-mama dihubungi untuk datang ambil uangnya tanpa dipotong oleh dinas,” ujarnya.

Menurut Yuni, metode penjualan manual seperti ini lambat proses pemasarannya sehingga sehingga diperlukan upaya lebih lanjut dalam mempromosikan produk kerajinan yang dihasilkan oleh kelompok perajin asli Papua di wilayah tersebut.

“Kami butuh pemasangan internet dan program khusus penjualan untuk dapat menarik minat pembeli bukan hanya manual, melainkan bisa melalui digital, media sosial, sehingga jumlah penjualan meningkat,” ujar Yuni dilansir MNEWS.co.id dari Antara.

Yuni mengungkapkan bahwa selama ini tren penjualan cenderung tidak stabil. Kadang-kadang dalam sehari hanya ada dua atau tiga produk yang laku terjual, sementara ada saat-saat di mana penjualan sama sekali tidak terjadi.

“Barang-barang ini laku, biasa dipesan dari TNI dan Pemda untuk diberikan kepada tamu-tamu mereka dari Jakarta,” jelasnya.

Yuni menambahkan bahwa Pemerintah memberikan subsidi kepada pengrajin yang mendapatkan dukungan dari Dinas Koperasi dan UMKM, hal ini dilakukan untuk menjaga motivasi dan semangat mereka dalam meningkatkan produksi.

“Kami berikan bantuan kepada mama-mama, contohnya kami beli atau ambil barang dari mama dengan harga Rp200 ribu, dijual ke pelanggan Rp158 ribu, dan itu telah kami lakukan sesuai kebijakan pimpinan,” ucapnya.

Yuni mengatakan, suvenir yang dijual di galeri bervariasi, seperti noken asli dari kulit mahkota dewa dan genemo, gelang manik-manik, pakaian, serta hiasan dinding dari kulit kayu.

“Harganya bervariasi, mulai yang paling murah Rp12 ribu hingga yang paling mahal Rp500 ribu,” ujarnya.