Sumbawa Barat, MNEWS.co.id – Festival Taliwang 2019 menghadirkan kekayaan budaya Sumbawa Barat mulai dari kuliner, pertunjukan musik, lomba, parade budaya, sarasehan hingga tarian. Festival ini diadakan pada tanggal 13 hingga 24 November 2019.
Festival ini akan dibuka dengan berbagai kegiatan, salah satunya adalah lomba Fotografi yang menjadi ajang talenta keahlian memotret. Para pelajar juga terlibat dalam Parade Lomba Budaya dengan membawakan pentas ataupun Lomba Seni Budaya.
Sementara para pengunjung yang hadir, akan disuguhjan dengan kuliner khas Sumbawa Barat seperti Tumi Sepi, Rusa Bakar dan Uta Londe Puru di Bazar Kuliner Etnis Ontar Telu baik itu Gecok, Ayam Bakar Taliwang, Sepat, Singang dan Uta Palamara, Mangge Mada hingga Bubur Palopo, lidah pengunjung akan dimanjakan dengan cita rasa khas Sumbawa Barat.
“Melihat antusiasme wisatawan, dapat dikatakan respons mereka baik. Kami pun optimis, pergerakan akan semakin meningkat beberapa hari ke depan dengan banyaknya konten unik dan menarik,” kata Sumbawanto selaku Kepala Disbudpar Sumbawa Barat IGB.
Acara ini juga menghadirkan Pawai Teknologi Budaya dan lantunan musik Konser Musik Garap Baru. Pengunjung akan mendengarkan bagaimana alat musik Sakeco, Serunai, Kendang Bambu, Pelantunan Tembang dan Rampak Gong Gendang menghasilkan sebuah aransemen musik yang khas.
Lima puluh penari wanita juga akan memenuhi panggung lumpur untuk Tarian Pembawa Kolong. Melalui gerakan yang khas, setiap gerakan mencerminkan konsep konservasi air sebagai sumber kehidupan. Budaya tari nan kaya juga akan dibawakan melalui Tarian Benteng Berinas, Tarian Barapan Kebo, Iring Kebo Lumpur Seni dan Sakeco di Atas Kerbau.
Sementara untuk puncak dari festival ini berlangsung di Barapan Kebo yang akan menghadirkan tradisi turun menurun di Sumbawa.
Ajang yang bahkan sudah menjadi event reguler Saka Buffalo Race World Championship menilai kecepatan dan akurasi. Adapun parameter dinilai dengan Karing di antara 2 kerbau yang menabrak Saka. Bila Karing dapat menabrak Saka secara akurat, maka 100 point diraihnya. Untuk tim tercepat mendapat 160 point.
Muh. Ricky Fauziyani, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenparekraf mengatakan, bahwa wajar apabila festival ini masuk ke dalam Calendar of Events (CoE) 2020 karena menyuguhkan berbagai berbagai komposisi yang unik dan etnik.